Bensin Jadi Penyumbang Tertinggi Inflasi di Kota Serang

Ks ramadhan

SERANG – Komoditas bensin jadi penyumbang tertinggi inflasi di Kota Serang. Demikian terungkap dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, pada Rabu, (1/2/2023).

Dalam keterangannya, bensin menjadi komoditas tertinggi terhadap inflasi pada Januari 2023 terjadi inflasi year on year (yoy) di Kota Serang.

Bensin menjadi komoditas tertinggi penyumbang inflasi di Kota Serang dengan 1,08, kemudian disusul bahan bakar rumah 0,54, beras 0,45, angkutan dalam kota 0,32, rokok keretek filter 0,28, angkutan antar kota 0,22, bawang merah 0,16, emas perhiasan 0,14, pemeliharaan/service 0,14, dan rokok putih 0,13.

“Inflasi yang terjadi di Serang sebesar 6,55 persen dengan IHK sebesar 118,14. Januari 2023 inflasi month to month (mtm) kota Serang sebesar 0,33 persen,” ungkap BPS Banten dalam keterangan resminya kepada wartawan.

BPS Banten menyebut, inflasi year on year (yoy) di Kota Serang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 11 kelompok pengeluaran.

Sekda ramadhan

11 kelompok pengeluaran itu meliputi kelompok transportasi sebesar 19,75 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 7,24 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,91 persen, makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,88 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 5,86 persen.

Kemudian kelompok kesehatan sebesar 5,52 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,42 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,97 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 1,09 persen, pendidikan sebesar 0,99 persen. Sementara itu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,61 persen.

Adapun 8nflasi month to month (mtm) di Kota Serang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 10 kelompok pengeluaran.

10 kelompok itu meliputi rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,71 persen, kesehatan sebesar 1,80 persen, pendidikan sebesar 0,62 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,61 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,59 persen, makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,55 persen.

Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,39 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,13 persen, pakaian dan alas kaki sebesar kurang dari 0,01 persen. Sementara itu kelompok transportasi sebesar 0,93 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. (*/Faqih).

Dprd