SERANG – Sebagai wilayah yang pernah mencapai masa keemasannya di massa berdirinya Kesultanan Islam, Banten hingga saat ini masih dianggap sebagai “Keris”-nya Indonesia yang harus dijaga dan dikenali oleh masyarakat Banten itu sendiri.
Hal ini ungkapkan oleh Guru Bangsa Emha Ainun Nadjib atau yang akrab dipanggil Cak Nun kepada ribuan masyarakat Banten, dalam acara Ngaji Bareng, yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Nuzulul Qur’an oleh Anggota DPR RI dari Dapil Banten Desmon J Mahesa, di Kompleks Depag Cipocok, Kota Serang, pada Rabu (6/5/2018) malam.
“Banten berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia, disini ada dimensi-dimensi nilai yang sudah ditinggalkan oleh pemerintah Indoensia. Maka, orang Banten harus lebih mengenali lagi Bantennya, karena Banten adalah “Keris”-nya Nusantara. Keris itu pusaka yang harus dijaga,” ungkap Cak Nun yang disambut tempuk tangan para jama’ah.
Selain itu, tokoh yang membuat Soeharto mau tutun tahta di tahun 1998 dan mendorong Gus Dur jadi Presiden RI pada tahun 2000 ini, juga sedikit bercerita tentang pengalamannya di Banten, pada puluhan tahun silam.
“Di Banten ini saya juga dulu pernah mengunjungi tempat-tempat yang sangat ‘wingit’, emang Banten ini berbeda, itu makanya Debus adanya di Banten bukan di Jogja,” ujarnya.
Dan kita sebagai orang Banten, apakah sudah bangga menjadi orang Banten dan mengenali ke-Bantenannya, atau justru lebih kita bangga kepada arus globalisasi yang datang dari luar, seperti banyaknya industri dan pusat-pusat perbelanjaan di tatar Banten? (*/Ilung)