Demi Pembangunan Pohon Ditebang, Kualitas Udara Kota Serang Mengkhawatirkan
SERANG – Proses pembangunan yang begitu cepat membuat Kota Serang rela menebang pohon di beberapa titik lokasi. Hal tersebut berakibat pada buruknya kualitas udara di Kota Serang.
Seperti yang diketahui, pohon diperkotaan mampu menyelamatkan rata-rata satu kehidupan per tahun di setiap kota karena pohon membersihkan udara dari partikel udara yang kotor. Pohon juga sering disebut “paru-paru bumi” karena oksigen yang dihasilkan bagi seluruh makhluk hidup.
Hal itu diperparah dengan meningkatnya jumlah volume kendaraan di Kota Serang yang menghasilkan tiingginya kepulan asap kendaraan yang berdampak pada polusi udara.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, Tendian, mengakui bahwa kualitas udara di Kota Serang sudah dalam keadaan rusak karena debu dari pembangunan dan asap kendaraan.
Kodisi tersebut diperparah oleh musim kemarau panjang yang menerjang Kota Serang selama beberapa bulan kebelakang membuat udara Kota Serang menjadi panas.
“Melihat kualitas udara Kota Serang dengan musim kemarau seperti ini rasanya kita tidak bisa menutup mata bawa Kota Serang itu panas karena kualitas udara ini rusak disebabkan oleh debu dan asap kendaraan,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (25/9/2019)
Menurutnya, hasil dari pemeriksaan pihaknya menyatakan kerusakan udara di Kota Serang terjadi di pusat perkotaan dan terminal yang padat akan kendaraan serta di pusat perkantoran.
Pemeriksaan itu dilakukan oleh pihaknya selama 6 bulan sekali dan hasil dari itu diberikan langsung ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk dilakukan pengujian laboratorium.
“Ada lima titik yang udaranya rusak yaitu Pakupatan, Kawasan Serang Baru, Mall of Serang, sekitar Polres Serang Kota, dan Kepandean,” ungkapnya.
Melihat kondisi seperti itu pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan menanam pohon guna perbaikan udara di Kota Serang.
“Kita berharap atas situasi seperti ini mengajak masyarakat untuk sama-sama melakukan gerakan menanam pohon,” imbuhnya.
Sementara, Kabid Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Ligkungan Lili Mutawali mengungkapkan, hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bahwa kualitas udara Kota Serang pada tahun sebelumnya masih terbilang bagus. Namun, pada tahun ini pihaknya belum mendapatkan laporan hasil uji kelayakan udara.
“Tahun sebelumnya masih bagus kalau tahun sekarang belum keluar hasil ujinya dari KLH, karena kita yang melakukan pengukuran udara tapi yang merilis nya KLH jadi sifanya membantu,” ungkapnya.
Untuk melakukan pengukuran, pihaknya sudah meletakkan alat pengukur udara di beberapa titik di Kota Serang. Sedangkan metode pengukuran udaranya, kata dia, menggunakan metode Sampler Pasif.
“Alat ukur udara di Kota Serang itu depan Musium Negeri Banten, KSB, dekat Pintu Tol Serang Timur, dan satu lagi di dekat kantor DLH,” tandasnya. (*/Ocit)