SERANG – Sempat mendapat surat undangan dari Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah untuk berdialog terkait penolakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB) atau Geothermal, masyarakat Padarincang yang tergabung ke dalam Syarekat Perjuangan Rakyat (SAPAR) Padarincang menolak untuk hadir.
Perwakilan SAPAR Padarincang, Nurhendra Wibowo mengatakan pihaknya mendapat surat undangan Bupati Serang dengan nomor: 005/3164/Bin.Prog/2019 prihal sosialisasi tentang proyek PLTPB Rawa Dano Padarincang. Namun ditegaskan Bowo, pihaknya tidak bisa menghadiri undangan tersebut karena menolak adanya bentuk mediasi atau negosiasi dalam bentuk apa pun.
“Keputusan masyarakat sudah bulat, kami tidak ada tawar menawar dalam bentuk apapun. Itu sudah disampaikan sejak tahun lalu, pada bulan Maret 2018. Waktu itu dihadiri oleh para ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, juga dihadiri oleh Wakil Bupati Serang, Kapolresta, Dandim, Direktur Teknik perusahaan, Muspika Padarincang dan ahli geothermal ITB,” ungkap Bowo panggilan akrab Nurhendra Wibowo kepada awak media, Kamis (5/9/2019).
Pasalnya, disampaikan Bowo, sejumlah pejabat daerah dan para ahli Geothermal yang sudah mencoba melakukan dialog dan melakukan sosialisasi dengan masyarakat, tidak ada satu pun yang mampu meyakinkan masyarakat Padarincang bahwa proyek Goethermal layak dan aman serta bermanfaat bagi masyarakat Padarincang.
“Pada saat itu pejabat dan para ahli geothermal tidak bisa meyakinkan masyarakat Padarincang,” ujarnya.
Untuk itu, ditegaskan Bowo, berdasarkan hasil dialog yang sudah dilakukan oleh pihaknya dengan sejumlah pejabat daerah dan para ahli Geothermal beberapa waktu lalu, membuat masyarakat yakin untuk tetap bersikeras menolak adanya pembangunan Geothermal di wilayah Padarincang tanpa sayarat dan negosiasi apapun.
“Karena sosialisasi tersebut, seluruh yang hadir (masyarakat -red) dengan mutlak dan bulat menolak keberadaan proyek Geothermal yang ada di bumi Padarincang,” tandasnya. (*/Qih)
