Div Humas Polri: Paham Radikal Bertemu Indoktrinasi, Jadilah Teroris
SERANG – Radikalisme secara tata bahasa dijelaskan berasal dari bahasa Latin, dimaknai sebagai pemahaman yang hingga ke akarnya. Hal ini dijelaskan Kombespol Pudji Sulistyo, staff Divisi Humas Mabes Polri, pada acara sosialisasi Paham Anti Radikalisme di Wilayah Hukum Polres Serang Kota yang digelar di Aula Setda Kota Serang, Selasa (1/8/2017).
“Berasal dari Latin, artinya akar. Nah, kalau isme itu paham,” ujar Kombespol Pudji Sulistyo.
Menurut perwira menengah Mabes Polri ini, pemahaman radikalisme sendiri kini telah bergeser kepada sebuah sisi negatif.
“Tetapi dalam perkembangan jaman, sekarang namanya radikal memiliki nilai negatif, saat seseorang itu berusaha untuk memahami konteks adanya pemaknaan secara filsafat tadi, ada juga makna lain tadi, yakni orang-orang yang memiliki pandangan sangat ekstrim itu sekarang disebut adalah radikal,” jelasnya.
Pudji mengistilahkan paham atau tindakan radikalisme dengan bahasa matematika. Jika kaum moderat tindakan radikalisme nya bernilai antara 4-7, kaum radikal memiliki nilai 7-9, lalu kaum teroris memiliki nilai 10.
“Orang radikal tinggal bertemu indoktrinasi, jadi teroris. Paham radikal itu beranggapan aku atau kamu. Kalau bukan aku, berarti lawan, musuh,” pungkasnya. (*)