Hasil Uji Lab Sungai Ciujung Keluar, DLHK Provinsi Banten Ungkap Hasilnya

Lazisku

 

SERANG – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten merilis hasil uji laboratorium terkait tercemarnya sungai Ciujung yang menghitam.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, dan Pengendalian Pencemaran DLHK Provinsi Banten Ruli Riatno.

Ks

Ruli mengungkapkan DLHK mengambil enam titik sampel, tiga sampel dari Kabupaten Lebak terdiri dari Kampung Cempa, Jembatan La Tansa, dan Ciujung Baru.

Tiga sampel lainnya dari Kabupaten Serang yakni Bendung Pamarayan, Jembatan Kragilan dan Jembatan Jongjing Tirtayasa.

Menurut Ruli, dari enam sampel yang diambil ada satu yang tercemar.

dprd pdg

“Ngambil Sempel itu di 5 titik, 4 titik bagus, satu titik gak bagus,” ucap Ruli kepada wartawan, Jumat (15/9/2023).

“Satu titik ada beberapa parameter, ada 9 parameter, dari 9 parameter itu ada 4 yang lebih tinggi, tidak sampai melebihi baku mutu,” tambahnya.

Menurutnya, parameter yang digunakan untuk mengukur yaitu Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD).

“BOD dan COD itu ada yang melebihi baku mutu, BOD nya itu 3, sungai itu di titik ada enam, jadi di jembatan Ciujung 6 ya artinya kebutuhan untuk oksigen itu air yang terkandung didalamnya dibawah ketentuan, atau baku mutu yang sebenarnya,” ucapnya.

“Itu dikarenakan karena debit airnya berkurang dan mempengaruhi akumulasi limbah domestik, maupun limbah lainya yang masuk kedalam, sementara pengencernya (Air-red) itu debit airnya berkurang, sehingga level BODnya meningkat termasuk untuk coliformnya juga naik,” tambahnya.

Lanjut ruli mengungkapkan, beberapa titik sampel memiliki nilai yang bagus dan dibawah angka mutu.

“Yang lainya secara kimia bagus, yang di ujung Pamarayan bagus, sementara itu yang di Jongjing sama di jembatan Kragilan ini juga harus dianalisis dulu,” pungkasnya. (*/Fachrul)

Dprs banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien