Jadi Korban Sriwijaya Air SJ182, Arneta Sempat Mencium Aroma Melati di Bandara

Hut bhayangkara

SERANG – Arneta Fauzia (41) beserta ketiga anaknya Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Fao Nuntius Zai (8 bulan) menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1/2021) di perairan Kepulauan Seribu.

Diketahui, keluarga Arneta sudah tinggal semenjak 3 bulan yang lalu dengan mengontrak sebuah rumah di Taman Lopang Indah blok FU 27 RT 01 RW 13 Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Asisten Rumah Tangga Arneta, Yayu (50) dengan berlinang air mata bercerita, jika korban sempet berperilaku di luar kebiasaannya sebelum berangkat menuju ke Bandara Soekarno – Hatta. Bahkan Yayu yang saat itu ikut mengantarkan korban ke bandara mengaku, jika korban sempat mengutarakan mencium aroma bunga melati yang sangat menyengat.

Baca juga: Satu Keluarga Korban Pesawat Sriwijaya Air Ternyata Tinggal di Kota Serang

“Saya ikut ke bandara nganterin, sama Aulia anaknya yang cewe yang gede yang udah lulus SMA. Waktu di bandara itu, nyium aroma kembang melati. Mamah Umbu (panggilan Yayu ke Arneta) itu ngomong gitu, tapi kita gak ada yang nyium. Katanya kok yang lewat pada bau bunga melati. Terus anaknya yang gede jawab sambil bercanda, Ia emang kayak kuburan baru,” ungkap Yayu saat ditemui di kediaman Arneta, Senin (11/1/2021) di Kota Serang.

Bukan hanya itu, disampaikan Yayu, jika korban Arneta sempat bertingkah aneh saat masih berada di rumah. Salah satunya, korban berdandan sangat cantik dan kerap bernyanyi-nyanyi dengan lantang sebelum berangkat ke bandara.

“Itu biasanya Mamah Umbu kalau mau berangkat itu biasa aja, cuek gitu. Sebelumnya kan selama tinggal disini udah 2 kali ke Kalimantan, itu yang sebelumnya malah cuma pakai baju tidur aja, karena memang orangnya gak suka dandan,” kata Yayu.

“Tapi ini pas mau berangkat aja dia dandan gitu, cantik banget. Terus dia nyanyi-nyanyi keras. Saya sempet bercandain, kok Mamah Umbu nyanyi aja, tapi dia diem gak jawab,” imbuhnya.

Namun saat dalam perjalanan menuju Bandara Soekarno – Hatta, disampaikan Yayu, Arneta justru menunjukkan perilaku sebaliknya. Jika sebelumnya dirumah terlihat riang, tapi saat didalam mobil justru malah terlihat diam dan banyak melamun.

Loading...

Hingga saat anaknya yang paling kecil menangis lantaran minta susu dalam perjalan ke bandara, menurut Yayu, saat itu Arneta justru tampak cuek dan tak menggubrisnya sama sekali.

“Itu pas di mobil, anaknya yang kecil sempet nangis minta susu, karena yang kecil masih ASI. Tapi didiemin aja, dia diem aja sambil nyender. Sampai saya bilang itu si Fou pengen nyusu, tapi gak digubris sama dia,” ujarnya sambil sesekali menyeka air mata.

Usut punya usut, ternyata korban Arneta sudah menyiapkan hadiah yang akan diberikannya kepada sang suami yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat. Namun hadiah tersebut harus tertinggal di rumah lantaran tak sempat dibawa oleh korban.

DPRD Pandeglang

“Ini udah beliin sepatu untuk suaminya, seharga Rp 500ribu. Ini sampe ketinggalan, lupa dibawa. Dan dia beli jam juga seharga Rp 5 juta, tapi kayaknya udah hanyut, karena jam sih sempet dibawa,” kata Yayu.

Sementara itu, Asisten Rumah Tangga Arneta yang lain, Mumu (55) mengaku, jika dirinya sempat melarang Arneta untuk berangkat ke Pontianak. Hal itu lantaran korban sebelumnya sudah dua kali hendak berangkat namun gagal.

“Yang pertama mau berangkat Kamis, tapi ketinggalan pesawat, hangus tiket. Terus Jumat lagi, itu udah ke bandara, tapi jadwalnya diundur, gak jadi lagi. Berangkat lagi Sabtu, tadinya mau berangkat jam 7, tapi karena kecapean akhirnya ngambil yang jam setengah dua itu,” kata Mumu.

“Saya sempai bilang, udah sih Bu gak usah berangkat, nanti bulan depan aja. Tapi si Ibunya keukeuh aja,” imbuhnya.

Yayu dan Mumu pun mengaku sedih dan kerap menangis karena kepikiran terhadap sosok keluarga Arneta yang dikenal sangat baik. Bahkan hingga saat ini, keduanya masih menunggu kabar kelanjutan dari pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sembari berharap jasad Arneta dan anak-anaknya segera ditemukan.

“Semoga segera ditemukan. Kalau pun nanti gak utuh. Itu juga harapan anaknya yang paling gede soalnya sempet bilang gitu. Saya merasa kehilangan, udah kayak keluarga sendiri soalnya. Sedih kalau ingat mereka, apalagi yang kecil-kecil,” ucap Mumu. (*/YS)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien