Jalani Rapid Test, 12 Warga Sumur Pecung Kota Serang Reaktif

BI Banten Belanja Nataru

SERANG– Pro dan kontra soal rapid test di Kota Serang nampaknya masih berlanjut. Setelah serangkaian penolakan terhadap rapid test dilakukan oleh masyarakat dan ulama beberapa waktu lalu. Kini, sejumlah masyarakat di Lingkungan Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang pada kabur saat akan dilakukan rapid test oleh pihak Puskesmas Serang, Kamis (25/6/2020).

Terlihat keadaan lingkungan yang biasanya ramai, jadi sepi. Bahkan toko-toko yang kerap buka, jadi mendadak tutup saat pelaksanaan rapid test dilakukan di Lingkungan Ciloang.

Salah seorang warga setempat, Miftahudin mengatakan, jika sebagian masyarakat pada takut untuk dilakukan rapid test. Itu karena ada informasi mengenai rapid test yang akan dilakukan sangat menyeramkan.

“Pada takut, pada kabur. Jadi sepi, biasanya rame. Toko-toko aja pada tutup. Karena mereka takut, jadi ada informasi yang mereka dapat kalau rapid test itu dicolok-colok idungnya, harus pake slang ini itu, nanti dibawa ke rumah sakit lah ini lah itu lah. Jadi kesannya seram gitu,” ucapnya.

Bahkan disebut Miftah, meski dirinya sudah ikut memberikan informasi jika rapid test tidak seperti yang ditakutkan oleh masyarakat. Akan tetapi, tetap saja banyak masyarakat yang memilih menutup diri dirumah masing-masing agar tidak diminta ikut rapid test.

“Bahkan uwa (paman) saya itu mau ngungsi semalam. Alasannya takut dirapid test. Saya sih udah kasih tau, kalau rapid test itu gak serem. Makanya saya dan keluarga tadi ikut (rapid test). Alhamdullilah hasilnya non reaktif,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RW 09 Lingkungan Ciloang, Ma’ruf menuturkan, adanya ketakutan terhadap rapid test oleh masyarakat dikarenakan adanya informasi tidak bertanggung jawab terkait rapid test dari media sosial dan beberapa orang yang turut menakut-nakuti.

Pijat Refleksi

“Pada dasarnya ada orang yang gak tau tapi pura-pura tau. Karena ada kekhawatiran, mereka dapar informasi jika rapid test itu yang dicolok-colok idungnya, terus pake selang lah, ini lah. Jadi itu yang bikin mereka takut,” katanya.

Namun setelah dilakukan sosialisasi lebih dekat. Disampaikan Ma’ruf, akhirnya banyak masyarakat yang mengerti, sehingga dari yang sebelumnya takut malah ikut rapid test.

“Alhamdulillah banyak yang mengerti kok, daripada yang tidak mengerti. Tadi pelaksanaan pada antusias, tapi yang tidak mengerti itu hak mereka ya,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Serang, Drg. Yayat Cahyati menuturkan, masyarakat Lingkungan Ciloang cukup antusias dalam mengikuti rapid test yang diselenggarakan pihaknya. Bahkan dari kuota 100 alat rapid test yang disediakan untuk masing-masing Kelurahan, justru sekitar 90 alat terpakai di Lingkungan Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung, Kota Serang.

“Baru 2 Kelurahan yang dilaksanakan rapid test, dari 3 Kelurahan. Kelurahan Cipare sama Kelurahan Sumur Pecung, dan dua-duanya antusias. Di Ciloang sendiri tadi 90 orang yang ikut dari jatah 100 alat yang disediakan,” paparnya.

Berdasarkan pemeriksaan rapid test yang dilakukan terhadap 90 orang di Lingkungan Ciloang. Dikatakan Drg. Yayat, jika pihaknya mendapati 12 orang reaktif. Sehingga kedepan akan dilakukan cek swab untuk memastikan yang bersangkutan terpapar covid-19 atau tidak.

“Hasilnya dari 90 orang, kita temukan hasilnya 12 orang yang reaktif. Langkah selanjutnya akan dilakukan swab. Untuk 12 orang itu kita minta untuk isolasi mandiri, dan kita edukasi apa yang harus dilakukan selama 14 hari kedepan. Dari 12 itu, 8 perempuan, 4 laki-laki,” pungkasnya. (*/YS)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien