Jelang Nataru, Pemkab Serang Pastikan Stok Pangan Aman
SERANG – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Serang memastikan jika stok pangan di Kabupaten Serang menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau Nataru masih aman.
Khususnya, untuk stok beras dan minyak goreng masih tersedia banyak di Bulog Sub Divre Serang.
”Stok pangan untuk Kabupaten Serang khususnya untuk beras di Bulog Sub Divre Serang tersedia 6.500 ton atau sebanyak 6.492.475 kilogram,” ucap Staf Ahli Bupati Serang Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Zaldi Dhuhana usai Rapat Koordinasi TPID Kabupaten Serang di Aula Bappedalitbang pada Rabu, (18/12/2024)
Kemudian untuk minyak goreng, sambung Zaldi, Bulog Sub Divre Serang mempunyai stok untuk merek minyak kita sebanyak 1.800 liter, merek gurih 2.810 liter, merk Olia 942.900 ml.
Kemudian untuk sugar tersedia sebanyak 3.732 kilogram, flour atau tepung 2.474 kilogram, dan jagung 4.591.160 kilogram.
”Cukup banyak, Insya Allah mungkin tersedia sampai awal tahun 2025 komoditi-komoditi pangan, terutama yang memberikan dampak inflasi tinggi seperti misalnya cabai merah mudah-mudahan aman, kalau terjadi kenaikan tidak terjadi gejolak yang tinggi,” ujarnya.
Adapun untuk komoditi yang mengalami kenaikan, sebut Zaldi, pada minggu ke-3 untuk indeks perkembangan harga atau IPH Kabupaten Serang tidak masuk 10 besar yang mengalami IPH tertinggi di Pulau Jawa.
Kata dia, masih relatif IPH di Kabupaten Serang masih di angka 0,27 masih terkendali.
”Namun seperti biasa menjelang akhir tahun beberapa produk cabai merah, telur dan mie, minyak goreng biasanya terjadi kenaikan secara signifikan ini kita pantau terus setiap Senin, rencana minggu depan sebelum Natal dan sebelum Tahun Baru kita akan melakukan sidak pasar dan operasi pasar terutama di Kabupaten Serang di Pasar Baros dan Petir,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Serang, Febrian Ripera mengatakan meski cadangan beras dan minyak goreng masih aman namun untuk minyak perlu diwaspadai.
Upaya yang harus dilakukan dengan menggelar Operasi Pasar atau OP kerjasama antara Diskoumperindag dan Bulog Sub Divre Serang dengan harga yang murah bisa sampai kepada masyarakat.
”Ada komoditas-komoditas tertentu yang naik di minggu ini seperti cabai merah, cabai rawit itu harganya naik, komoditi bawang merah juga mengalami kenaikan,” ujarnya.
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Banten, sebut Febrian, mempunyai solusi guna mengantisipasi kenaikan beberapa komoditi pangan tersebut dengan memberikan subsidi ongkos angkut.
Jelasnya, dengan terlebih dahulu menghubungi pihak dari kabupaten dan kota lain yang menyediakan komoditi agar mengirim barang tersebut. Karena biasanya, kalau harga naik penyebabnya ketersediaan stok berkurang.
”Tapi kalau sudah ada pasokan dari luar otomatis harga normal, sedangkan untuk mengambil pasokan itu ada ongkos angkutnya, nah BI Banten bisa memberikan subsidi itu. Jadi ada beberapa solusi-solusi ke depannya,” katanya.
Kemudian untuk menjelang Nataru, tambah Febrian, pertama TPID harus turun ke lapangan terkait memonitoring harga di konsumen yakni di 2 Pasar meliputi Pasar Baros dan Petir. Kedua TPID harus mengecek cadangan pangan selain beras ada pakan-pakan ternak yang menyebabkan kenaikan harga.
”Kita harus datangi industri atau pabrik pakan ternak seperti PT Pokphand dan lainnya. Jadi ada beberapa langkah antisipasi dan dari Bulog dan BI Banten bisa memberikan solusinya termasuk kita TPID sifatnya koordinator, tapi kita juga harus memantau ke lapangan,” tandasnya. (*/Fachrul)