SERANG – Meski Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Lampung dan Banten, dan memperluas radius aman sejauh 2 km beberapa waktu lalu.
Namun justru hal itu menjadi daya tarik tersendiri para wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan melihat langsung aktifitas vulkanik Gunung Anak Krakatau tersebut.
Disampaikan salah satu tour-guide asal Carita, Iwan, bahwa intensitas wisatawan mancanegara yang datang ke Carita dan Krakatau justru mengalami peningkatan semenjak dua bulan terakhir sejak Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi di bulan Juni lalu.
“Wisatawan ke Krakatau lebih banyak untuk turis mancanegara, hampir tiap hari ada pemberangkatan kesana setelah erupsi di bulan Juni lalu. Hampir 70% meningkat untuk turis mancanegara,” ucap Iwan kepada faktabanten.co.id, Kamis (9/8/2018).
Dikatakan Iwan, alasan dari para pelancong yang datang dari luar negeri tersebut untuk melihat secara langsung fenomena alam yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau.
“Disamping karena sejarahnya, mereka datang untuk melihat secara langsung fenomena yang langka, karena belum tentu mereka bakal melihat itu,” ujar Iwan.
“Mereka bilang kalau mereka beruntung bisa melihat erupsi Krakatau secara langsung,” imbuhnya.
Pria yang sejak 2012 terjun sebagai pemandu wisata ke Krakatau dan sudah belajar banyak tentang Gunung Anak Krakatau itu pun tetap menghimbau kepada para wisatawan untuk tetap mematuhi aturan yang berlaku selama berkunjung ke Gunung Anak Krakatau.
“Kita juga tetap menegaskan ke wisatawan untuk tetap mematuhi instruksi-instruksi dari kita, dan kita juga tetap mengikuti apa yang sudah dihimbau oleh Pusat Pemantau Krakatau,” ungkapnya.
“Alhamdulillah, mereka ikuti apa yang sudah kita sampaikan. Karena bagaimanapun kita juga tetap menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” lanjutnya.
Meski wisatawan Asing meningkat peminatnya, namun menurut Iwan, akibat peristiwa erupsi ini justru jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Carita menurun, karena merasa resah dengan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.
“Kalau untuk turis lokal yang datang ke Carita pun, justru menurun. Mungkin karena melihat di berita dan kurangnya pengetahuan, jadinya merasa khawatir, padahal Carita atau Krakatau masih terhitung aman untuk dikunjungi,” terangnya.
“Padahal ini masih terhitung erupsi normal, proses kontruksi dari anak Krakatau, jangan takut dan over. Justru lebih takut kalau ga erupsi lama, nanti dikhawatirkan bisa lebih besar energi yang dikeluarkannya,” ditambahkan Iwan.
Hal senada pun turut diungkapkan salah satu wisatawan asal Italia, Alessia, yang sengaja datang untuk melihat fenomena alam tersebut, dan mengaku senang bisa menyaksikan erupsi Gunung Anak Krakatau secara langsung.
“Saya baru pertama kali ke Indonesia, dan langsung datang kesini (Krakatau) karena mendapat info bahwa sedang erupsi dan aman untuk dikunjungi, untuk itu kami ingin melihat langsung fenomena ini, dan ternyata luar biasa,” kata Alessia seusai melakukan kunjungan ke Gunung Anak Krakatau.
“Saya tidak merasa takut, karena guide sudah menjelaskan dengan baik pada kami di awal, dan kami pun tetap ikuti arahan dari guide kami soal jarak aman bagi wisatawan,” imbuhnya
Alessia berkunjung bersama ketiga rekannya untuk liburan dan mengekspolre beberapa wilayah di Indonesia, dimana ia mengaku mendapat arahan untuk berkunjung ke Krakatau melalui laman www.krakatautour.com di internet
“Kita tau Krakatau, karena itu punya sejarah terkenal di dunia. Untuk itu kami penasaran, dan memasukkan itu di list pertama kunjungan kami sebelum kami berkunjung ke wilayah lainnya di Indonesia, ternyata Indonesia itu punya banyak tempat yang bagus” tandasnya. (*/Ndol)
[socialpoll id=”2513964″]