PT WPLI Diduga Buang Limbah Sembarangan, Cairan Hitam Berbusa Rusak Sawah Warga Jawilan Serang
SERANG – PT Wahana Pamunah Limbah Industri (WPLI) yang berlokasi di Desa Parakan, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, diduga membuang air limbah atau limbah cairan ke media lingkungan alam dekat pemukiman warga.
Dalam video yang beredar di media sosial, seseorang yang merekam kejadian tersebut menjelaskan bahwa praktik yang diduga sebagai pencemaran lingkungan itu sudah berlangsung lama, dan kerap terjadi.
Limbah cairan yang dibuang itu berwana hitam dan juga berbusa. Sementara air limbah itu mengalir ke lahan sawah-sawah milik warga sekitar pabrik di Desa Parakan.
“Iyo cekel sing rapet, (ayo pegang yang rapat) waduh ini air limbah yang airnya berbahaya hitam berbusa, ini minta ganti rugi sawah kita terkena limbah, waduh kalau tidak nanti di viralkan, neh busa-busa yang berbahaya tuh air limbah, sawah masyarakat jadi rusak, tuh lihat WPLI sangat berbahaya busanya, airnya hitam bahkan cacing ada belut pada mati, tuh air limbah berbahaya ke sawah-sawah warga, minta tanggung jawaban pihak WPLI kasihan para petani, iya klo di makan padinya terkena racun, benih-benih pada ancur benih padi woyy., mau di bawa kemana ini, airnya berbusa airnya pekat, tuh airnya berbusa tuh, air racun, bahkan bibit benih ancur tuh,” ujar suara dalam video berdurasi 2.50 menit tersebut.
Video dugaan pencemaran kali ini merupakan kiriman warga Desa Parakan yang merekam kejadian tersebut pada Rabu (22/06/2022) sore.
Diketahui, PT WPLI ini sebelumnya pada sekitar tahun 2015 lalu juga pernah disanksi penutupan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena melakukan pencemaran lingkungan.
Bahkan Direktur Utama dan seorang manajer perusahaan itu sempat menjadi tersangka dan diadili atas kasus tersebut.
Putusan Pengadilan Negeri Serang Nomor: 234/Pid.Sus/P.N Serang/Lingkungan Hidup/2016 menyatakan perusahaan tersebut bersalah karena telah mencemari lingkungan.
Namun anehnya pada tahun 2017 lalu, PT WPLI ini kembali beroperasi. Meskipun dalam perjalanannya warga sekitar juga telah berulang kali melakukan protes atas pengelolaan perusahaan tersebut yang diduga kerap mengganggu lingkungan warga dengan polusi limbah. (*/Red)