Rayakan HUT RI ke-78 di Tirtayasa, SAF Gelar Dialog Publik Bersama Komisi Informasi
SERANG – Suwaib Amiruddin Foundation (SAF) dan Gerakan Mahasiswa Serang Utara (GAMSUT) memperingati HUT RI Ke-78 dengan mengadakan dialog publik mengusung tema “Pemuda Berkontribusi untuk Negeri” di Pantai Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Sabtu (19/8/2023).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum, Direktur Eksekutif SAF, Muhammad Suhada, Ketua Umum GAMSUT, Jamaludin Akmal, dan peserta dari berbagai organisasi.
Menghadirkan narasumber Komisioner KI Provinsi Banten Luthfi Nawawi, Kabid Organisasi Kaderisasi dan Keangotaan (OKK) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Januar Eka Nugraha.
Lutfhi Nawawi menuturkan, momentum hari kemerdekaan patut disyukuri karena mendapatkan kenikmatan dalam merayakan ulang tahunnya.
Para pemuda, menurut Lutfhi harus mampu menghadirkan dan mengaktualisasikan kesulitan kemerdekaan dengan cara menikmatinya.
“Para pemuda harus mampu menghadirkan dan mengaktualisasikan kesyukuran di alam kemerdekaan ini, kita adalah generasi yang menikmati sebab generasi sebelumnya yang telah berjuang,” terang Lutfhi.
“Kalau bangsa Indonesia ini mampu bersyukur, kemerdekaan ini untuk berbuat kebaikan, bagaimana aspek sosial, politik, dan ekonomi lebih baik lagi, kemaslahatannya lebih banyak, sehingga bangsa ini akhirnya mengerti,” tutup Lutfhi.
Di tempat yang sama, Eka berpendapat untuk berkontribusi pada negeri harus mampu keluar dari zona nyaman dan merasa gelisah melihat keadaan untuk membawa perubahan.
“Orang itu kalau pada satu zona nyaman itu gak akan berbuat tapi kalau hatinya sudah gelisah, hatinya sudah resah atas keadaan maka akan ada hal yang dilakukan makanya saya pikir teman-teman jangan sampai dibuat nyaman harus terus merasa gelisah, harus terus merasa kering karena ilmu pengetahuan itu gak ada batas,” beber Eka.
Selain itu menurut Eka, perlunya mawas diri dan berkaca untuk melakukan satu aktivitas yang dibutuhkan oleh anak-anak muda di erang sekarang.
“Contoh kecil bahwa kita yang bergerak di organisasi ini yang katanya sebagai aktivis, kurang bisa berkaca diri hal-hal yang memang relevan dengan kebutuhan anak-anak muda saat ini, saya bukan menafikan bahwa jangan demo gak itu contoh bahwa kita harus sering berkaca diri tentang apa yang dibutuhkan apa yang diharapkan oleh mereka-mereka,” tutup Eka. (*/Fachrul)