Sungai Cibanten Diduga Disedot Perusahaan, Pertanian di Kasemen Kekurangan Air

BI Banten Belanja Nataru

SERANG – Petani di wilayah Kecamatan Kasemen, Kota Serang, mengeluhkan kekurangan air untuk mengairi sawah terutama di Kampung Kenari Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Kekurangan air tersebut menurut warga disebabkan karena adanya aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan PT Sauh Bahtera Samudra.

Semenjak berdirinya perusahaan tersebut di tahun 1991 hingga saat ini warga merasa sering kekurangan air untuk pengairan lahan sawah dan lahan pertanian lainnya. Keluhan serupa juga dirasakan oleh warga Kampung Margasana yang juga merasakan sulitnya air untuk lahan pertanian. Hal ini karena pasokan Air Cibanten habis disedot oleh perusahaan penyalur air tersebut.

Salah satu tokoh masyarakat setempat Halimi (56), mengatakan, Perusahaan yang menyedot air secara diam-diam dari sungai Cibanten diduga menggunakan lebih dari satu mesin penyedot air.

“Di Sungai itu kalau lagi surut suka kelihatan mesinnya, ada lah sekitar empat mesin sedot dan kalau lagi nyedot pokoknya air yang biasanya untuk pesawahan warga langsung habis kesedot, bahkan sampai membentuk pusaran air yang cukup besar jadi air yang ngalir ke sawah warga juga malah balik lagi kesedot sama mesinnya,” ujarnya.

Pijat Refleksi

Hal serupa juga di ungkapkan Anis (50), Ketua Gapoktan, Kampung Margasana, semenjak pabrik itu berdiri petani sering mengalami gagal panen karena lahan pertanian masyarakat sudah sering kekeringan. Hal tersebut dikarenakan air yang biasanya mengalir dari sungai Cibanten hingga ke kampungnya saat ini sudah tidak mengalir lagi.

“Dulu sebelum pabrik itu ada kami tidak pernah mengalami kendala dalam bertani, tapi sekarang sering sekali gagal kalaupun panen hasilnya sangat jauh dari normal, biasanya dalam satu hektar kami bisa mendapatkan hasil 6 sampai 7 ton padi namun sekarang bisa dapat 4 ton saja kami sudah cukup bersyukur,” jelasnya.

Masyarakat sempat mengira kurangnya pasokan air di wilayah Sungai Cibanten dikarenakan perusahaan air PDAM akan tetapi setelah dilakukan penyelidikan oleh warga ternyata buka PDAM yang menyedot air dari sungai tersebut.

Selain itu, Didik Sumarna (55), mengaku pernah mengajak warganya untuk mendatangi perusahaan tersebut namun tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Didik mengaku dari keterangan yang ia dapatkan perusahaan tersebut sudah memiliki izin dari pemerintah.

“Dulu saya dengan warga pernah mendatangi pabrik itu, tapi kami tidak membuahkan hasil, kami berharap kepada pemerintah juga kepada Walikota agar segera menutup pabrik itu karena hanya itu jalan satu-satunya agar kami bisa bertani seperti dulu lagi,” tegasnya.

Menurut informasi warga sempat menggeruduk perusahaan tersebut dan memintanya untuk segera menghentikan penyedotan air yang seharusnya tetap mengalir ke lahan pertanian milik warga. (*/David)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien