Terdampak Covid-19, Sebagian Hotel di Anyer Tutup

Sekda Pelantikan DPRD

SERANG– Semakin merebaknya wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia, termasuk di Provinsi Banten. Membuat sejumlah hotel di kawasan wisata Pantai Anyer, Kabupaten Serang pun memilih melakukan lockdown atau menutup sementara aktifitas hotel.

Seperti yang disampaikan General Manager Allisa Hotel Anyer, Titi Masniati, jika pihaknya memilih menutup sementara hotel karena ingin membantu pemerintah mengurangi atau memutus mata rantai penyebaran virus corona di Kabupaten Serang.

“Iya hotel kami sudah lockdown, sejak 7 April 2020 kemarin. Sebagian hotel di Anyer juga sama, infonya lockdown juga. Ini sih inisiatif manajemen hotel aja, karena kami khawatir meski di hotel kami sebetulnya disediakan pula thermo gun, masker, hand sanitizer, tapi kita ingin mencegah juga,” ucap Titi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (12/4/2020).

Padahal sebelum memutuskan melakukan penutupan sementara aktifitas hotel, manajemen Allisa Hotel sempat memutuskan hanya akan memberlakukan sistem shift bagi karyawannya. Namun, karena persoalan wabah virus corona semakin meningkat, sehingga diputuskanlah menutup sementara aktifitas hotel.

“Kami sudah membuat jadwal kerja, 2 minggu kerja 2 minggu off, jadi secara bergantian. Tapi karena kesini-kesini lebih serius, jadi kami mending lokcdown aja,” tukasnya.

Penutupan sementara yang dilakukan manajemen hotel, terpaksa membuat sejumlah karyawan pun turut dirumahkan. Namun, diungkapkan Titi, pihaknya sedang melakukan pengajuan agar 55 orang karyawan yang bekerja di Allisa Hotel yang dirumahkan tetap mendapatkan gaji.

Lantik dprd

Lockdown sampai batas waktu yang belum ditentukan. Karyawan untuk sementara kami rumahkan dulu. Tapi kami rencananya akan ajukan, kemungkinan dapat 50 persen dari gaji pokok,” ungkapnya.

Bahkan, diterangkan Titi, pihaknya hanya merumahkan sementara para karyawan, sehingga jika wabah virus corona sudah berakhir dipastikan mereka akan kembali dipanggil dan bekerja seperti sedia kala.

“Kita tidak akan rekrut karyawan dari luar. Prioritas karyawan lama aja, kasian mereka,” ujarnya.

Atas penutupan itu, Titi mengaku jika pihaknya harus rela kehilangan omzet yang kerap didapatkan disetiap satu bulannya sekitar Rp. 1,2 miliar. Bukan hanya kehilangan omzet, namun pihak manajemen pun tetap harus mengeluarkan biaya perawatan hotel sebesar Rp. 350 juta.

“Omzet kita di angka Rp. 1,2 M dibulan-bulan rame, tentu kita kehilangan itu karena hotel harus tutup sememtara. Kita pun mengeluarkan uang Rp. 350 juta setiap bulan untuk bayar listrik dan lain-lain, lebih ke perawatan hotel,” terangnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, Agus Zaenal pun membenarkan jika ada beberapa hotel yang berada di kawasan wisata Pantai Anyer sudah melakukan penutupan sementara aktifitas hotelnya.

“Iya betul, ada beberapa yang tutup. Tapi maaf, saya sedang sakit, jadi nanti aja ya, karena enggak konsen, maaf ya mas,” singkatnya melalui pesan WhatsApp. (*/YS)

Dinkes HUT Helldy
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien