Terkendala Anggaran, Pemuda Pelopor Kota Serang Minim Prestasi Nasional
SERANG – Sebagai wujud perhatian pemerintah kepada pemuda yang telah menunjukkan partisipasi dan kepeloporannya maka pemerintah melaksanakan Program Pemilihan Pemuda Pelopor yang diselenggarakan secara nasional.
Pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional diselenggarakan secara berjenjang, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Pengertian Pemuda Pelopor sendiri adalah pemuda yang memiliki semangat dalam mengembangkan potensi diri guna merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah yang dilandasi sikap dan jiwa kesukarelaan, tanggung jawab dan kepedulian untuk menciptakan sesuatu dan atau mengubah gagasan pemikiran, tindakan dan perilaku menjadi suatu karya nyata yang berkualitas dan dilaksanakan secara konsisten dan gigih yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, serta diakui oleh berbagai pihak dan pemerintah.
Puncak pemilihan pemuda pelopor adalah pemberian penghargaan kepada pemuda pelopor pada acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan setiap tahun, yakni pada setiap tanggal 28 Oktober.
Warga Negara Indonesai yang berhak atau yang memiliki kesempatan untuk mengikuti Program Pemilihan Pemuda Pelopor adalah pemuda yang berusia 16 s/d 30 tahun.
Sementara diketahui, sejak program Pemuda Pelopor ini digulirkan pada tahun 2010, para delegasi Kota Serang ternyata belum mampu berbicara banyak di tingkat nasional.
Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Minat dan Bakat Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang, Ma’ruf, saat berbincang dengan wartawan Fakta Banten, Rabu (30/5/2018).
“Pemuda Pelopor kita belum bisa berprestasi di Nasional, tapi kalau di Provinsi sih kita sering,” ungkap Ma’ruf saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurutnya, prestasi terbaik Pemuda Pelopor dari Kota Serang hanya mampu menjadi peringkat 7 di tingkat nasional. Namun diakuinya, hal tersebut karena tidak adanya pembinaan secara khusus yang dilakukan oleh Disparpora Kota Serang akibat minimnya anggaran.
“Mereka itu kan akan dibandingkan dengan pemuda-pemuda yang lain dari luar daerah, dari kita kalah dalam hal keluasan dan cakupan bidang yang dipeloporinya untuk kontribusi masyarakat. Harusnya ada bimbingan khusus setelah mereka menjadi pemuda pelopor, tapi karena dana nya gak ada, jadi nya kita hanya seleksi dan mencari saja,” ungkapnya.
Ia pun mengaku bahwa pihaknya masih kesulitan dalam mencari potensi Pemuda Pelopor di Kota Serang. Hal itu dikarenakan adanya aturan yang melarang bagi peserta yang mengikuti program Pemuda Pelopor adalah orang yang mendapat gaji dari pemerintah seperti PNS/Honorer atau dalam kata lain harus pemuda yang inovatif yang belum tersentuh oleh pemerintah untuk diberikan penghargaan.
“Kita cari, kita beri penghargaan untuk selanjutnya kita lombakan. Ibaratnya mencari mutiara yang terpendam di masyarakat,” ujarnya.
Ma’ruf mengatakan, bahwa pihaknya setiap tahun selalu membatasi untuk pendaftar pemuda pelopor, dimana hanya 60 orang saja dengan masing-masing Kecamatan hanya boleh mendaftarkan sebanyak 10 orang dengan masing-masing bidang sebanyak 2 orang.
“Peserta yang paling banyak daftar itu sekarang dari Walantaka, awal-awal Taktakan dan Kasemen, dan yang paling minim itu dari Curug,” jelasnya.
“Kalau dari prestasi, kita banyaknya di bidang wirausaha yang menonjol, tapi kalau dari anino jumlah peserta yang terbanyak mendaftar itu dari bidang pendidikan,” lanjutnya.
Namun, Ma’ruf tetap menyampaikan rasa syukur bahwa forum pemuda di Kota Serang masih lebih potensial dari Kabupaten/Kota lain di Provinsi Banten.
“Alhamdulillah, forum pemuda kita lebih bagus dari Kabupaten/Kota yang lain,” tuturnya.
Ia pun berharap agar kedepan Pemuda Pelopor Kota Serang akan lebih mampu bersaing dan berprestasi di tingkat nasional kendati masih minimnya anggaran untuk pembinaan terhadap para Pemuda Pelopor yang terseleksi untuk mewakili Kota Serang baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Nasional.
“Kalau target sih pasti ada, kita juga ingin agar mereka mampu berprestasi di tingkat nasional agar bisa jadi role-model bagi pemuda-pemuda yang lainnya. Kita coba optimalisasi mereka dengan memberikan bimbingan dengan melibatkan instansi terkait seperti di bidang pendidikan kita titipkan ke Dinas Pendidikan,” pungkasnya.
Diketahui bahwa pemilihan Pemuda Pelopor ini mencakup lima bidang kepeloporan pemuda yakni, Bidang Pendidikan; Bidang Sosial, Budaya, Pariwisata dan Bela Negara; Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan; Bidang Pangan; dan Bidang Teknologi Tepat Guna, Komunikasi dan Informasi. (*/Ndol)