Tuntut Kejelasan KIP Aspirasi, BEM Unbaja Diancam DO oleh Rektorat
SERANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Banten Jaya (Unbaja) bersama Mahasiswa melakukan aksi di depan Gedung Rektorat Universitas Banten Jaya menuntut transparansi dari Kartu Indonesia Pintar pada Rabu (14/12/2022).
Presiden Mahasiswa Idan Wildan mengatakan pada tanggal 14 Oktober 2022 lalu BEM dan mahasiswa melakukan audiensi dengan Rektor dan jajarannya membahas terkait penetapan lolos Beasiswa KIP Aspirasi 2022 yang belum ada kejelasan.
“Hasil dari audiensi tersebut Rektor berjanji akan mengumkan penetapan SK lolos atau tidaknya pada tanggal 30 Oktober pada faktanya sampai saat ini tanggal 14 Desember belum ada sama sekali penetepan tersebut, legalitas calon mahasiswa KIP 2022 saat ini masih mengambang, bahkan 17 mahasiswa mengundurkan diri kampus karena ketidak jelasan mengenai Beasiswa KIP, Padahal Mahasiswa sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama 4 bulan dan juga sudah bisa KRS-an,” ujarnya.
Lebih lanjut, Idan menduga adanya bentuk komersialisasi pada awal masuk mendaftar untuk menjadi calon mahasiswa penerima KIP Aspirasi.
“Calon mahasiswa harus mentandatangani pakta integritas yang isinya pernyataan kesediaan mencicil biaya-biaya kuliah di luar SPP dengan biaya sebesar 2 juta per semester meliputi biaya pengembangan kampus, biaya praktek, wisuda dan biaya pengembangan soft skill jika mendapatkan beasiswa KIP Aspirasi,” ujarnya.
“Padahal kita tau bahwa mahasiswa yang mendapatakan beasiswa KIP Aspirasi itu sudah ditanggung oleh negara sesuai regulasi yang ada,” tambahnya.
Hingga saat ini belum ada solusi dari pihak Rektorat Unbaja, bahkan saat menemui masa aksi Rektor mengancam akan melakukan drop Out terhadap mahasiswa yang menentang kebijakan rektorat. (*/Fachrul)