Warga Taktakan Serang Grebek Kos-kosan Diduga Sarang WTS Pandean

BI Banten Belanja Nataru

SERANG – Puluhan masyarakat warga Kampung Legok Sukmajaya, Kelurahan Derangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang mendatangi salah satu kos-kosan yang diduga dijadikan tempat mesum.

Menurut salah satu pemuda pengurus Kerohanian, Ahmad Khotib, mengatakan, tidak sedikit penghuni kos-kosan di wilayahnya bekerja sebagai Wanita Tuna Susila (WTS) di wilayah Kepandean.

Ia menduga pera penghuni kos-kosan pun menjadikan kamarnya salah satu tempat untuk perbuatan yang negatif.

“Yang berprofesi sebagai WTS, yang mangkal di Pandean banyak yang ngontrak di sini (Kp.Legok, Kel. Drangong),” katanya.

Ia mengaku, para pemuda tersebut sengaja melakukan sweeping untuk mengontrol kegiatan penghuni kos-kosan, sebab rata-rata penghuni kos bekerja sebagai WTS.

“Selain itu kontarakan-kontrakan di sini dijadikan sebagai ladang yang asik untuk melakukan hal-hal negatif, contoh disini pernah kejadian narkoba bandarnya disini pernah ketangkep sama Polda dan sekarang kami melakukan sweeping karena kebanyakan di sini yang ngontrak sebagai WTS, kalau gak percaya ikuti kami sebagai warga untuk sweeping, kebanyakan profesinya sebagai WTS di Pandean,” imbuhnya.

Menurutnya, penggerebekan yang dilakukan oleh para pemuda berdasarkan ijin dari berbagai pihak, seperti Kepolisian, dan Kelurahan serta Kepala Rukun Tetangga (RT).

“Sangat meresahkan kalau kami harus berbicara, kita sudah berkoordinasi dengan Polsek Taktakan dan pak RT sudah di ijinkan kalau mau melakukan swiping. Karena suatu wilayah bukan hanya menganut hukum negara tapi juga hukum adat,” sebutnya.

Pijat Refleksi

Ia berharap para pemilik kontrakan bisa duduk bersama tokoh mayarakat, pihak kelurahan untuk merumuskan aturan-aturan untuk para penghuni kos-kosan.

“Kedepannya kami ingin mengumpulkan semua pemilik kontrakan agar lebih selektif siapa yang akan menempati kontrakan dalam penghuni kontarakan,” jelasnya.

Hal itu, dibenarkan Ketua RT 03 RW 01 Kampung legok Sukmajaya, Kelurahan Derangong, Badrudin, membenarkan, bahwa kegiatan penggerebegan salah satu kos-kosan tersebut dilakukan berdasarkan hasil dari laporan warga setempat yang melihat adanya pasangan yang bukan muhrim berada di dalam kamar dengan pintu terkunci.

“Berdasarkan laporan. Banyak kos-kosan disini sekitar tiga puluan. Kalau pengawasannya maksimal cuma kan gak ketahuan seperti apa nyah,” tandasnya saat ditemui di lokasi penggerebegan, Senin 3 Juni 2019 dini hari.

Sementara itu, pria berinisial WBS mengaku bahwa dirinya tidak melakukan hal-hal negatif di dalam kamar kos-kosan tersebut, Ia menjelaskan, bahwa dirinya sedang menunggu rekan yang belum juga datang.

Namun, pemilik kosan tersebut memberikan arahan agar menutup pintu kos-kosannya dengan alasan malu kepada orang di luar.

“Demi Allah saya gak ngelakuin apa-apa, saya lagi nungguin temen disini. Saya udah bilang ke temen cewek saya buka ajah pintunya tapi dia bilang tutup aja, soalnya enggak enak sama yang di luar,” tutupnya.

Diketahui, saat digerebek did kos-kosan tersebut ada dua wanita dan satu pria, warga tidak menemukan miras dan lain-lain. Warga juga menegaskan agar penghuni kos-kosan tersebut segera pindah dan tidak kembali lagi. (*/Dave)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien