Ekspor Provinsi Banten Naik 2,16 Persen

SERANG – Berdasarkan Berita Resmi Statistik Nomor 14/3/36/Th.XIX, 3 Maret 2025 Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, pada Januari 2025, ekspor Provinsi Banten mengalami kenaikan sebesar 2,16 persen. Kenaikan mencapai nilai US$1.070,52 juta, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$1.047,92 juta.
Peningkatan ini terutama didorong oleh lonjakan ekspor nonmigas yang naik 2,58 persen. Sementara ekspor migas justru mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, nilai ekspor Banten Januari 2025 menunjukkan kenaikan sebesar 1,86 persen.
Pada periode yang sama, nilai ekspor nonmigas Banten untuk 10 golongan barang (HS 2 digit) mencapai US$654,05 juta, sementara golongan barang lainnya mencatatkan nilai ekspor sebesar US$414,63 juta. Tiga golongan barang yang menyumbang share terbesar dalam ekspor nonmigas Banten pada bulan tersebut adalah kakao/coklat (HS 18) dengan nilai ekspor US$106,35 juta, diikuti oleh plastik dan barang dari plastik (HS 39) sebesar US$86,16 juta, dan alas kaki (HS 64) sebesar US$85,25 juta.
Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar, dalam rilisnya mengungkapkan, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Banten pada Januari 2025, dengan nilai ekspor mencapai US$179,03 juta. Negara-negara lainnya yang turut menjadi tujuan utama ekspor adalah Tiongkok dan India, masing-masing dengan nilai ekspor US$122,46 juta dan US$97,61 juta.
Berbeda dengan nilai ekspor, nilai impor Banten pada Januari 2025 mengalami penurunan sebesar 17,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari US$3.328,56 juta menjadi US$2.757,03 juta. Penurunan ini terjadi baik pada impor barang migas maupun nonmigas.
Tiongkok tercatat sebagai negara pemasok barang impor terbesar di Banten pada Januari 2025, dengan nilai impor mencapai US$602,57 juta, diikuti oleh Jepang dan Amerika Serikat yang masing-masing mencatatkan nilai impor sebesar US$198,08 juta dan US$164,74 juta.
Februari 2025, Provinsi Banten Deflasi 0,66%
Sementara, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), secara umum perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Februari 2025 menunjukkan adanya penurunan, baik secara bulanan (month-to-month) maupun tahunan (year-on-year).
Tingkat deflasi bulan Februari 2025 dibandingkan bulan Januari 2025 tercatat sebesar 0,66 persen. Sedangkan deflasi tahunan untuk Provinsi Banten mencapai 0,33 persen. Lima (5) kota IHK di Provinsi Banten mengalami deflasi tahunan, dengan deflasi terdalam terjadi di Kota Serang sebesar 1,32 persen, sementara deflasi terendah tercatat di Kota Tangerang dengan hanya 0,04 persen.
Kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi utama terhadap andil deflasi secara bulanan (m-to-m) berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Mencatatkan deflasi sebesar 6,26 persen dengan andil deflasi sebesar 0,72 poin persen. Selanjutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang deflasi sebesar 0,51 persen, diikuti oleh kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan deflasi sebesar 0,16 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki yang mencatatkan deflasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kelompok-kelompok lainnya, seperti kesehatan, transportasi, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga, dan budaya, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya, mengalami inflasi.
Jika dilihat dari perspektif tahunan (y-on-y), hanya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mencatatkan deflasi sebesar 17,71 persen, dengan andil deflasi sebesar 2,32 poin persen. Sementara itu, kelompok-kelompok lainnya memberikan andil terhadap inflasi. Tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,51 poin persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,47 poin persen), serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang mencatatkan andil inflasi sebesar 0,44 poin persen. (*/Faqih)