Baros Jadi Sumber Timun Suri di Serang, Begini Hasil Panen Petaninya
SERANG – Bulan suci Ramadhan menjadi keburuntungan bagi para petani timun suri. Buah ini tentu menjadi konsumsi favorit ketika bulan Ramadhan di kalangan masyarakat.
Bagi para petani timun suri di Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang bulan Ramadhan menjadi bulan keberkahan mereka. Pasalnya, mereka bisa meraup keuntungan puluhan juta dari penjualan buah tersebut.
Sukendah, petani timur suri sekaligus Ketua RT di desa tersebut mengatakan dirinya yang mempunyai luas lahan kurang lebih 4000 meter itu sudah dapat meraup keuntungan sebanyak Rp3 juta dalam sekali panen. Lahan milknya ini dikatakan dapat berpeluang dua kali panen dalam dua Minggu sekali.
“Karena satu kampung ini hampir rata-rata pada nanem semua, jadi bermacam-macam penghasilannya, ada yang sampai puluhan juta dilihat dari seberapa luas lahan yang dimilikinya. Walaupun demikan, timun suri ini kan hasilnya tidak seberapa hanya saja berkah bagi kami,” ujarnya, Minggu (25/4/2021).
Dari hasil panen timun suri itu, Sukendah akan menjualnya kepada warga sekitar hingga luar daerah dengan harga bervariatif sesuai dengan besaran bentuk timun surinya, ada yang di harga Rp3.500 hingga Rp5.000 per kilogramnya.
“Biasanya dijual di kampung sini aja atau juga biasanya dari Jakarta pada datang ke sini, ada juga yang dari daerah Serang pada datang. Karena, mereka tau bahwa dari dulu yang nanem timun suri itu daerah Kecamatan Baros ini,” ujarnya.
Sementara petani timur suri lain, Arbili mengatakan, dari luas lahan kurang lebih 3.000 meter² yang dimilikinya, dalam sekali panen bisa mencapai tiga sampai empat kwintal. Namun, menurutnya timun suri tidak dapat diprediksikan kapan panennya.
“Panen itu bisa setiap hari kita ngambil, hanya saja setiap hari diambil itu yang matengnya saja. Kalau ambil yang mentah itu bisa tiga hari sekali kadang juga tergantung permintaan dari para pembeli, kadang juga bisa mencapai dua minggu sekali, makanya timun suri mah tidak nentu panennya,” tuturnya.
Ia mengatakan, hanya pada saat bulan Ramadhan saja warga sekitar menanam buah timun suri, lantaran ikut dengan permintaan masyarakat.
“Tapi kalau bulan-bulan biasa tidak pernah nanem,” tukasnya. (*/Roel)