Pembelajaran Berdiferensiasi
Oleh: Sopyan, Praktisi Pendidikan Dindikpora Kecamatan Pulosari
Setiap hari, tanpa disadari, guru dihadapkan kepada tantangan yang sangat kompleks tentang keberagaman para peserta didiknya. Berbagai karakter, kebiasaan, dan kondisi peserta didik yang beragam harus ditangani oleh seorang guru. Mereka secara terus menerus menghadapi tantangan yang bermacam-macam dan sering kali harus melakukan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu.
Keterampilan terkadang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Berbagai usaha lakukan oleh guru yang tentu saja tujuannya adalah untuk memastikan setiap peserta didik di kelas terlayani dengan optimal proses pembelajarannya.
Hal ini pasti dialami setiap guru. Apa lagi guru yang mengampu sebagai guru mata pelajaran dengan kelas yang lebih dari satu. Maka keadaan demikian guru sebenarnya sedang menerapkan Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi.
Berbagai strategi pembelajaran diterapkan agar peserta didik terlayani dengan baik, dan tentu saja guru sangat berharap peserta didik berkembang potensi dan kemampuannya secara optimal sesuai dengan konidisi dan bakat dan kompetensi pesenta didik.
Melalui pemberlakuan kurikulum merdeka sesuai dengan Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022, tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya, istilah Pembelajaran Berdiferensiasi mulai diperbincangkan, meskipun di awal tahun dua ribu sudah ada yang menulis tentang masalah ini.
Menurut Tomlinson (2001: 45),Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama.
Tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk:
1. Membantu semua siswa dalam belajar. Agar guru bisa meningkatkan kesadaran terhadap kemampuan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh seluruh siswa.
2. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Agar siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang diberikan guru. Jika siswa dibelajarkan sesuai dengan kemampuannya maka motivasi belajar siswa meningkat.
3. Untuk menjalin hubungan yang harmonis guru dan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan relasi yang kuat antara guru dan siswa sehingga siswa semangat untuk belajar.
4. Untuk membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri. Jika siswa dibelajarkan secara mandiri, maka siswa terbiasa dan menghargai keberagaman.
5. Untuk meningkatkan kepuasan guru. Jika guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka guru merasa tertantang untuk mengembangkan kemampuan mengajarnya sehingga guru menjadi kreatif.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar peserta didik. Hal ini bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dan lain-lain.
Selanjutnya guru merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan tersebut. Guru menyiapkan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar yang dapat nengakomodir setiap peserta didik dan Langkah berikutnya tentu saja mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah dlaksanakan.
Dalam penerapannya, pembelajaran berdiferensiasi menggunakan tiga strategi yaitu diferensiasi konten atau ,materi, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Ketiga strategi ini dapat dilakukan secara bersama dalam suatu kelas dengan bimbingan seorang guru. Tentu saja guru harus mempersiapkan perangkat pembelajarannya dengan baik.
Diferensiasi konten/materi
Diferensiasi konten, yaitu apa yang kita ajarkan kepada peserta didik sebagai tanggapan dari kesiapan belajar peserta didik, minat, dan profil belajarnya. Kita terkadang secara tidak sengaja mengetahui kebiasaan peserta didik ada yang senang menulis, ada yang senang berbicara, ada juga yang senang bermain music, seni lukis dan lain-lain. peserta didik punya kebebasan untuk menentukan materi dalam sebuah proses pembelajaran.
Umpamanya seorang guru akan menyampaian materi tentang sumber daya alam di sekitarnya lingkungan peserta didik untuk diolah jadi beragai sumber makanan. Guru akan memberikan lembar kerja (LK) berisi tabel panduan dan contoh langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik ketika ingin membuat makanan berdasarkan bahan-bahan yang mereka pilih. Peserta didik dapat melakukan kegiatan secara berkelompok atau mandiri, bahkan Ketika pembelajaran secara daring, peserta didik dapat didampingi oleh para orang tuanya.
Diferensiasi proses
Diferensiasi proses, yaitu bagaimana peserta didik akan memaknai materi yang akan dipelajari baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan berjenjang, dan beragam, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual peserta didik, memvariasikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan pengelompokan yang fleksibel. Dalam kegiatan pembelajaran dengan materi sumner daya alam dan pengolahannya, maka Guru dapat memberikan peserta didik kebebasan untuk mengolah sumber daya alam yang telah dipilihnya. Peserta didik dapat menggoreng, mengukus, merebus atau proses lain untuk mengubahnya menjadi makanan. Setelah itu peserta didik harus menulis bagaimana ia menyusun rencana, jadwal pengolahan, dan mengawasi produk yang akan dihasilkan di dalam LK.
Diferensiasi produk
Diferensiasi produk, yaitu berupa tagihan yang kita harapkan dari peserta didik dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang diminatinya. Untuk materi pembelajaran sumberdaya alam dan pengolahannya akan tampak dari produk yang dihasilkan peserta didik.
Produk ini beragam jenisnya karena bahan dan proses yang digunakan juga beragam. Guru dapat meminta orangtua atau saudara untuk menilai produk yang dibuat peserta didik. Penilaian dapat meliputi rasa, inovasi, dan bentuk.
Penjelasan produk juga tidak harus selalu dalam bentuk laporan tertulis. Peserta didik dapat menjelaskan produk dalam bentuk visual seperti video presentasi/foto dokumentasi ataupun dalam bentuk audio seperti voice note tergantung minat peserta didik.
Meskipun konten, proses, dan produk yang dihasilkan beragam, namun guru punya acuan penilaian yang seragam. Acuan penilaian dalam pembelajaran ini meliputi penilaian sikap yang dilihat dari sikap tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras peserta didik.
Penilaian pengetahuan tergambar dari cara peserta didik menjelaskan proses menghasilkan suatu produk sedangkan penilaian keterampilan tergambar dari proses dalam menghasilkan produk makanan yang bahannya berasal dari lingkungan sekitar peserta didik.
Smoga menambah pencerahan ……..
Biodata Penulis: Sopyan, Tanggal Lahir, 07 Agustus 1968