Merasa Dianaktirikan, Puluhan Sopir Angkot PCI Geruduk Kantor Dishub Cilegon
CILEGON – Mengaku merasa dianaktirikan atau kerap diperlakukan tidak adil oleh Dinas Perhubungan (Dishub), puluhan sopir Angkutan Kota (Angkot) jurusan PCI – Cilegon menggeruduk kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cilegon, Rabu (16/8/2017) siang tadi.
Menurut David (25), salah seorang sopir angkot trayek PCI – Cilegon,
Dishub Cilegon tidak berpihak pada kelancaran usaha para sopir angkot jurusan PCI – Cilegon, karena kerap menilang.
Sementara angkot dari luar yakni jurusan Waringinkurung, saat masuk trayek Kota Cilegon didiamkan saja dan tidak pernah ditilang.
“Angkot Cilegon – PCI selalu ditilang, sementara angkot Waringinkurung tidak pernah di tilang, kan aneh, ada apa ini?” katanya kepada wartawan.
Yang lebih aneh lagi, lanjut David, pada hari Minggu petugas Dishub tetap bertugas di lapangan, dan menerapkan tilang kepada para sopir.
“Pada Minggu yang lalu di depan gedung Eks Matahari, mobil angkot saya ditilang oleh petugas dengan alasan trayek mobil saya telah mati, padahal hari itu hari Minggu, saya curiga kalau surat tilang yang dikeluarkan pada hari Minggu itu bodong,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Uteng Dedi Afendi selaku Kepala Bidang Hubungan Darat (Kabid Hubdar) pada Dishub Cilegon membantah jika apa yang dilakukan bawahnya itu melanggar ketentuan.
Menurutnya apa yang dilakukan petugas dengan menilang Angkot tanpa izin trayek itu sudah benar.
“Mobil angkot trayek Cilegon – PCI kebanyakan trayeknya kadaluarsa makanya petugas Dishub mengambil keputusan tegas menilang mobil angkot tersebut, jadi apa yang dilakukan petugas itu sudah benar,” ungkapnya.
Uteng juga membantah apa yang dituduhkan oleh sopir angkot bahwa ada surat tilang bodong.
“Surat yang kami keluarkan itu resmi bukan bodong lihat aja ada tanda tangan dari saya,” ujarnya.
Untuk keluhan bahwa angkot trayek Cilegon – PCI itu dianaktirikan karena ada sebagian mobil trayek Waringinkurung yang masuk Cilegon dan tidak dilakukan penindakan itu wewenang dari Dishub Kabupaten Serang.
“Untuk keluhan para sopir angkot tersebut kita akan turun kelapangan untuk mengecek kebenarannya, dan akan berkoordinasi dengan Dishub Kabupaten Serang untuk melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Sementara itu Tuah M Sitepu, selaku Kasi Angkutan Umum pada Dishub Cilegon mengatakan, jumlah angkot Trayek Cilegon – PCI itu ada 127 angkot dan hanya 48 angkot yang trayeknya hidup, sedangkan selebihnya mati.
“Bayangkan jumlah angkot trayek Cilegon – PCI itu berjumlah 127 angkot, yang hidup izin trayeknya cuma ada 48 selebihnya tidak ada izin trayek. Padahal Dishub telah memberi kelonggaran kepada para pengemudi untuk memperpanjang izin trayeknya, upaya kami sudah cukup maksimal dengan menelepon para sopir agar memperpanjang trayeknya tapi kebanyakan para pengemudi tidak mengubrisnya maka dengan sangat terpaksa kami lakukan penilangan,” tukasnya. (*)