UIN Jakarta Gelar Workshop “Creative Writing”, Hadirkan Wartawan Senior Aat Surya Safaat
JAKARTA – Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Workshop “Creative Writing” dengan menghadirkan narasumber wartawan senior peraih Anugerah “Press Card Number One” (PCNO) yang juga Direktur Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI, Aat Surya Safaat.
Lokakarya bagaimana menulis kreatif di media massa yang berlangsung hari Senin 23 Desember 2024 itu diikuti 30 peserta dari kalangan dosen dan kehumasan pada fakultas dan lembaga di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan itu juga diikuti para mahasiswa program magang bidang layanan informasi dan kehumasan.
Dalam kata sambutan pada pembukaan workshop tersebut, Zaenal Muttaqin selaku Kepala Pusat Informasi dan Humas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengapresiasi antusiasme para peserta serta menyatakan bersyukur atas terlaksananya workshop menulis kreatif itu.
Menurut Zaenal, dengan adanya workshop tersebut para peserta diharapkan bisa menulis di media massa, khususnya di media online, dan lokakarya itu juga diharapkan dapat menambah wawasan para pengelola kehumasan dan para mahasiswa dalam menyusun bahan informasi kehumasan bagi publik.
Atas nama Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lanjutnya, pihaknya menghaturkan terima kasih kepada narasumber atas kesediaannya memberikan pencerahan dan inspirasi serta motivasi terkait penulisan kreatif yang kesemuanya diharapkan dapat makin menaikkan citra UIN Jakarta di mata publik.
Sementara itu Aat Surya Safaat selaku narasumber mengemukakan harapannya agar para peserta Workshop “Creative Writing” dapat memahami arti pentingnya menulis di media massa yang terutama menuntut adanya kecepatan dan akurasi, terlebih di era digital sekarang ini.
Kepala Biro Kantor Berita ANTARA New York periode 1993 – 1998 yang juga menjabat Direktur Pemberitaan ANTARA pada 2016 itu menyatakan, menulis di media massa tidak bisa sembarangan, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik yaitu menarik, aktual, faktual, cepat, dan akurat.
Ia lebih lanjut menekankan arti pentingnya budaya dan tradisi menulis, bukan hanya di jurnal-jurnal ilmiah, tetapi juga di media massa dalam bentuk tulisan ilmiah populer dan feature (karangan khas) dengan tetap mengedepankan idealisme dan kepentingan publik (masyarakat).
Aat juga mengemukakan, ketika Bung Karno ditahan Pemerintah Kolonial Belanda di Penjara Sukamiskin Bandung, ia menulis buku “Dibawah Bendera Revolusi”, sementara ketika Bung Hatta ditahan di Penjara Boven Digul Papua, ia menulis buku “Mendayung Antara Dua Karang” yang menjadi dasar bagi pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif sampai sekarang.
Menurut wartawan senior itu, saat ditanya apa motivasi “Founding Fathers” itu dalam membuat karya tulis yang kemudian menjadi “legacy”(warisan) bersejarah tersebut? Keduanya menjawab dengan lantang bahwa “bangsa Indonesia ke depan harus menjadi lebih baik!”.
“Kedua contoh karya besar bersejarah dari para pendiri bangsa itu saya kemukakan untuk memberikan motivasi, khususnya bagi para mahasiswa bahwa menulis merupakan aktualisasi diri yang membawa idealisme untuk masa depan bangsa yang lebih baik,” kata wartawan senior yang juga Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) itu. ***