PANDEGLANG – Pelaksana pembangunan menara pandang di kawasan wisata pantai Karangsari, Desa Sukarame, Kecamatan Carita yakni, Yudi Sutira tanggapi soal tudingan dari pihak Balawista Pandeglang, yang menilai hasil pembangunan menara tersebut kualitasnya buruk.
Menurut Yudi, jangan asal ceplak ngomong pekerjaan asal-asalan dan kualitas bangunan buruk. Harusnya kata dia, pihak Balawista itu sebelum berbicara kelarifikasi dulu. Jangan langsung menyikapi dengan sikap yang kecewa.
“Aing nucacapean, nukekeakan, nupaparusing, nubalanjangnageh aing, ngomong sangenahna bae (Saya yang cape, saya yang pusing dan yang belanjanya barangnya juga saya, ngomong seenaknya saja). Asal-asalan kumaha (asal-asalan bagaimana),” ungkap Yudi Sutira melalui sambungan telepon, Sabtu (10/11/2018)
Yudis mengaku, pekerjaan yang dilakukannya tersebut sebetulnya melebihi dari RAB yang ada. Bahkan anggaran yang digunakan itu lebih besar daripada dana yang diberikan oleh pemilik perusahaan, ia juga mengaku tidak mengambil keuntungan dalam proyek tersebut.
“Seperti kedalaman diameter tiang pancang bangunan. Bahkan kami mengerjakannya dengan menggunakan drum yang diisi cor, padahal dalam RABnya itu tidak ada,” katanya.
Selain itu lanjut dia, jangan mengomentari soal yang jeleknya saja, tapi yang bagusnya juga harus dilihat. Makanya ia berharap, jangan langsung menyikapi dengan sikap kecewa, akan tetapi lihat dulu ke lapangan kondisinya seperti apa.
“Bangunan itu bagus bahkan kami tidak mengambil keuntungan. Bahkan anggaran yang kita terapkan melebihi dari dana yang diberikan oleh pihak perusahaan. Karena saya bukan pemilik perusahaan, hanya pelaksana saja,” tuturnya.
Ia menambahkan, kalau dirinya juga nombokin dana pembangunan itu dari uang pribadinya. Karena pada prinsifnya, dalam melaksanakan proyek tersebut tidak mengambil keuntungan.
“Demi Allah kafir anggaran yang dihitung sudah lebih sebesar Rp 7 juta, dari dana yang dianggarkan oleh pihak perusahaan,” pungkasnya. (*/Achuy/Riel)
