JAKARTA – Lonjakan harga beras di Indonesia ternyata bisa memicu kemiskinan. Menurut catatan World Bank atau Bank Dunia harga beras naik sekitar 10% akan memunculkan orang miskin baru.
“Jadi setiap ada 10% kenaikan harga beras maka ada 1,2 juta orang miskin baru,” terang Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas dalam diskusi di UI Depok, Senin (12/11/2018)
Kenapa lonjakan harga beras bisa memicu orang miskin baru? Menurut Vivi ini karena 3/4 orang Indonesia mengonsumsi beras.
Selain itu, saat harga beras naik ada 3 orang yang dirugikan dan 1 orang diuntungkan dari kenaikan harga beras. Di sisi lain, kata Vivi, harga beras di Indonesia 70% lebih tinggi dari harga internasional, oleh karena itu pemerintah harus betul-betul menjaga harga beras tetap stabil.
Dia menambahkan saat ini 22% masyarakat Indonesia masuk dalam kategori kelas menengah. Kemudian 5% masuk kelas atas, 45% golongan kelas menengah namun tidak miskin dan tidak rentan, serta 9% masuk dalam kategori warga miskin.
Masalah kemiskinan di Indonesia, kata Vivi, cukup cepat berubah.
“Orang miskin di Indonesia itu gantian. Misalnya ada bencana alam itu juga menyebabkan orang masuk dalam kategori miskin. Ada yang baru keluar dari jurang kemiskinan bisa kembali lagi karena bencana,” jelasnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 633.000 menjadi 25.95 juta dari posisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang.
Jumlah orang miskin yang sebanyak 25,95 juta orang setara 9,82% dari total penduduk Indonesia. Capaian ini menunjukkan tingkat kemiskinan di Indonesia single digit.(*/Detik)