CILEGON – Kumpulan pemuda kreatif itu berada di lingkungan Kubangsaron, Kelurahan Tegalratu Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Tergabung dalam Sanggar Wuni Kreasi mereka membentuk unit usaha yaitu Wuni Wood.
Melihat banyaknya limbah drum dan kayu di sekitaran industri, mereka mencoba berpikir berbeda “think out of the box.” Limbah drum dan kayu yang biasanya langsung dijual, kini dimanfaatkan oleh kelompok pemuda tersebut untuk diolah menjadi barang yang unik dan kreatif serta memiliki nilai jual yang tinggi.
Tak hanya drum bekas, kayu bekas palet juga disulap jadi beragam kerajinan. Seperti meja, kursi, rak buku, kitchen set dan lain-lain.
Satu set kursi drum bekas misalnya, dibandrol dengan harga Rp 1.990.000 dengan alas kayu. Sedangkan, dengan alas busa dibanderol dengan harga Rp 2.500.000.
Nur Cholis, salah satu pegiat Wuni Wood mengatakan, ia bersama para pemuda di kampung mencoba memanfaatkan barang bekas tersebut dengan nilai jual yang cukup lumayan.
“Ya, kita mencoba membuat program berkelanjutan yang profit oriented. Karena bahan baku di sini banyak limbah kayu dan drum, kita main di situ” katanya kepada faktabanten.co.id, Jum’at (17/03/2019).
Ia menuturkan, saat ini Wuni Wood memasarkan produknya melalui media sosial dan jejaring teman-teman.
“Di Instagram kita bisa follow @wuniwood barang yang sudah kita bikin dishow di ig. Ada juga Facebook, dan Whatsapp” katanya.
Ia berharap, kedepan, usaha yang dibangunnya itu dapat terbangun sistem dan management yang baik. Sehingga mendapatkan profit yang baik.
“Saat ini kita masih proses untuk management dan sistemnya. Sambil berbenah sambil jalan” imbuhnya.
Profit Untuk Sosial
Selain memberdayakan pemuda di kampungnya melalui UMKM Wuni Wood, yang menarik adalah keuntungan dari hasil penjualan digunakan untuk pemberdayaan anak-anak dan remaja melalui bergaram program.
“Seperti kegiatan kesenian, kita libatkan remaja di kampung untuk terlibat. Contohnya Marawis, untuk membayar pengajar marawisnya dari keuntungan jualan produk Wuni Wood ini,” tutupnya. (*/Cholis)