Kreatif, Ibu-ibu di Cilegon Ini Manfaatkan Sampah untuk Bikin Kerajinan

CILEGON – Sampah rumah tangga adalah penyumbang terbesar dalam volume sampah di tempat pembuangan sampah akhir atau sementara.

Di setiap daerah, sampah merupakan masalah yang tidak terselesaiakan hingga saat ini. Permasalahan ini muncul karena kesadaan masyarakat terhadap sampah masih rendah.

Melihat hal ini, Ibu-ibu di Lingkunan Sritanjung, Kelurahan Randakari, Kecamatan Ciwandan, yang tergabung dalam Lumbung Ilmu melakukan daur ulang sampah non organik. Sampah seperti plastik kopi, plastik bubuk deterjen, plastik mie instan diubah menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual.

Mereka membuat kerajian dompet, tas, tempat pensil, tikar, tempat tisu tikar dan beberapa kerajinan lainnya termasuk kain perca.

Penggagas Lumbung Ilmu adalah Purwanti, seorang ibu rumah tangga yang aktif di kegiatan pemberdayaan masyarakat dan literasi. Ia bersama ibu-ibu lainnya mendaur ulang sampah non organik di lingkungan Sritanjung, Kelurahan Randakari, Kecamatan Ciwandan.

Kartini dprd serang

Saat ditemui di rumahnya pada Minggu (26/11/2017), Purwanti menceritakan pengalamannya tentang daur ulang sampah dan pemberdayaan masyarakat yang ia lakukan.

“Kita berupaya mengurangi volume sampah dengan cara kreatif. Sampah-sampah kan masih bisa didaur ulang dan masih bisa dijual. Sebetulnya secara ekonomis menguntungkan juga. Sekarang ada beberapa ibu-ibu yang menjual produknya, pemasarannya juga lewat media sosial facebook,” katanya.

Selain daur ulang sampah dengan ibu-ibu, ia juga bersama anak-anak di Lumbung Ilmu mendaur ulang sampah dengan Alat Peraga Edukasi (APE) yang digunakan untuk kegiatan literasi setiap Minggu pagi.

“Kita buat dari kardus dan kain perca, membuatnya sama anak-anak. Beragam kreatifitas, bikin huruf, angka, dan gambar,” imbuh Purwanti.

Ia menambahkan, ini adalah sebuah upaya dalam mengelola sampah dengan menerapkan sistem 3 R; yakni Reduce, mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan. Reuse, memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru. Recycle, mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru.

“Yang kita lakukan adalah Reuse, memanfaatkan barang-barang yang nggak terpakai menjadi sesuatu yang baru. Dalam hal ini kerajinan,” pungkasnya. (*/Cholis)

Polda