FPI Pulomerak: Kalau Ketua MUI Serakah Sama Dunia, Bagaimana Umatnya?
CILEGON – Ketua Front Pembela Islam (DPC FPI) Kecamatan Pulomerak Ustadz Saiful Bahri ikut berkomentar soal kembali terpilihnya eks narapidana korupsi Dimyati S Abubakar sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cilegon periode 2019-2024.
“Ada 5 kriteria figur warasatul anbiya yang harus menduduki ketua MUI. Pertama tidak memiliki rasa takut kecuali hanya kepada Allah. Kedua, Ketua MUI atau pengurus harus memiliki keilmuan yang syar’i atau yang biasa disebut fakih. Untuk kriteria ini, setidaknya seorang ulama mampu menjawab persoalan umat. Karena Nabi itu mewariskan ilmu syar’i bukan ilmu yang lain-lain,” ujarnya kepada faktabanten.co.id, Jumat (13/12/2019).
Lebih lanjut, Ustadz Bahri menjelaskan kriteria ulama yang patut untuk memimpin lembaga resmi ulama tersebut, haruslah sosok yang dekat dengan Allah SWT dan tidak memanfaatkan MUI untuk kepentingan dunia.
“Yang ketiga, berorientasi ukhrawi dan hanya mencari ridha Allah. telah dicontohkan Rasulullah dengan tidak menjual agama untuk mencari kepentingan dunia. Dan saat ini banyak oknum menjual fatwa untuk mencari dunia,” tegasnya.
“Keempat, Ulama juga harus akrab dengan rakyat kecil. Ini prilaku Rasulullah. Jangan sampai jauh dari orang lemah dan dekat dengan penguasa,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga secara tegas menyatakan penolakannya terhadap sosok Dimyati, karena menurutnya Ketua MUI bukanlah mantan koruptor yang telah jelas dan terbukti mengambil hak orang banyak. Padahal ia sepatutnya menjadi teladan bagi banyak orang.
“Yang kelima, usianya sudah matang dan keilmuannya mumpuni. Tapi bukan mantan koruptor yang sudah mengeruk uang ummat. Setidaknya usianya lebih dari 40 tahun umurnya, karena tidak ada Nabi diutus oleh Allah SWT setelah 40 tahun kecuali Nabi Isa,” jelasnya.
“Kalau Ketua MUI saja hawek (serakah-red) dengan dunia bagaimana dengan umatnya?,” tandasnya. (*/Ilung)