Pandemi, Hiswana Migas sebut Konsumsi Gas LPG 3 Kg di Banten Meningkat

SERANG– Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas Bumi (Migas) DPC Provinsi Banten menyebut adanya kenaikkan konsumsi gas elpiji 3 kilogram sepanjang mewabahnya Covid-19.

Kepala Bidang Elpiji Hiswana Migas DPC Banten, Yudi Lukman mengatakan, sepanjang tahun 2020 lalu, pihaknya mencatat kenaikkan konsumsi gas elpiji 3 kilogram sebesar 7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selain meningkatnya aktifitas masyarakat di rumah karena pemberlakuan PSBB, disampaikan Yudi, jika menurunnya perekonomian masyarakat karena dampak pandemi Covid-19 menjadi faktor lain meningkatnya konsumsi liquified petroleum gas (LPG).

“Jadi di tahun 2020 itu, ada peningkatan suplay gas elpiji 3 kilogram. Adanya penurunan kemampuan (ekonomil) masyarakat jadi faktor lain. Jadi yang tadinya biasa menggunakan gas non-subsidi seperti bright gas, tapi dikarenakan situasi ekonominya menurun jadi bermigrasi ke yang lebih murah, beralih ke yang (elpiji) 3 kilogram,” ucap Yudi saat ditemui di kantor Hiswana Migas Banten, Kota Serang, Selasa (23/2/2021).

Ia pun memaparkan, jika pihaknya selalu mengalokasikan sebanyak 120 ribu tabung gas elpiji 3 kilogram di setiap harinya untuk di 5 wilayah, kecuali Tangerang Raya. Namun potret masyarakat Banten yang kerap merayakan acara-acara keagamaan disinyalir menjadi faktor lain terjadinya peningkatan konsumsi elpiji 3 kilogram di setiap tahunnya. Sehingga akibatnya, terjadi kelangkaan di sejumlah daerah.

Pijat Refleksi

“Kalau di Banten itu melekat pada situasi acara keagamaan, seperti maulid nabi, hajatan dan lainnya yang selalu ramai dirayakan hampir secara serentak. Sehingga itu memberikan dampak meningkatnya konsumsi gas elpiji 3 kilogram. Dan tak jarang di lapangan itu ada masyarakat yang merasa kesulitan,” ujarnya.

Ia pun menegaskan, jika pihaknya selalu berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk melakukan monitoring keberadaan gas elpiji 3 kilogram yang beredar di masyarakat. Hal itu dilakukan guna memberi tindakan-tindakan sebagai upaya mengatasi kelangkaan-kelangkaan yang terjadi.

“Karena kami fleksibel. Dan apabila terjadi kekurangan (gas elpiji 3 kilogram) di lapangan. Kita akan lakukan extra dropping atau facultative. Jadi kami mengucurkan alokasi tambahan disamping alokasi harian. Itu sifatnya temporer, jadi kalau di lapangan sudah mencukupi dan tidak ada gejolak, maka akan distop,” jelasnya.

Yudi memperkirakan, situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda akan menjadi faktor meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap gas elpiji 3 kilogram di tahun 2021 ini. Sebab terdampaknya perekonomian masyarakat.

Sehingga, ia pun berharap agar masyarakat-masyarakat yang mampu untuk lebih sadar dengan tidak menggunakan gas bersubsidi. Sebab hal itu hanya akan membuat masyarakat tidak mampu akan lebih terdesak dalam kebutuhannya pada gas elpiji 3 kilogram.

“Melihat dari tahun ke tahun itu selalu meningkat, tidak ada yang berjalan datar. Jadi di tahun 2021 ini akan meningkat juga. Jadi kepada masyarakat mampu untuk tidak menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Kasihan masyarakat tidak mampu, kebutuhannya makin terdesak sama masyarakat yang mampu,” tandasnya. (*/YS)

KPU Cilegon Terimakasih
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien