Santri Al-Khairiyah Citangkil Dibekali Kecakapan Berbahasa Arab dan Inggris
CILEGON – Sebagai lembaga pendidikan agama tradisional yang terus beradaptasi dengan kehidupan modern saat ini, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khairiyah Citangkil, terus mendidik para santrinya dengan bekal yang bisa menjawab tantangan zaman berupa kecakapan hidup (life skill) dan juga kecakapan yang menunjang keilmuan dan wawasan, seperti bahasa arab dan inggris.
Sebagaimana di pesantren modern Gontor, yang mewajibkan para santrinya untuk menggunakan percakapan bahasa Arab dan Inggris dalam bahasa sehari-hari di lingkungan pesantren. Pondok Pesantren Al-Khairiyah Citangkil pun kini mulai menerapkan kepada para santrinya yang disesuaikan dari atau untuk percakapan sehari-hari dan mingguan.
“Berkaitan dengan pengembangan kemampuan berbahasa asing ini, Santri Taruna Islam Al-Khairiyah dibimbing melalui dua pendekatan yakni literatif dan komunikatif. Pendekatan literatif diaplikasikan melalui kajian teks-teks bahasa arab dan inggris serta latihan menulis (insya dan dan composation) sedangkan pendekatan komunikatif diterapkan dalam kegiatan muhadloroh dan muhadatsah baik muhadatsah yaumiyyah (percakapan sehari-hari) ataupun muhadatsah usbuiyyah (percakapan mingguan) serta English and Arabic broadcasting,” jelas Ustadz Yayat, Kepala Bagian Bahasa Ponpes Al-Khairiyah Citangkil, kepada faktabanten.co.id, Senin (6/11/2017) dinihari.
Baca Juga : Di Al-Khairiyah Citangkil Ada Sekolah Sepak Bola dengan Pelatih Ternama di Cilegon
Lebih lanjut, ustadz Yayat juga menjelaskan program para santri yang juga diajak berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar pesantren dalam aplikasi pelajaran sastra bahasa.
“Pelaksanaan Muhadatsah usbuiyyah dikonsep dalam dua bentuk kegiatan yaitu muhadatsah talaqqiyah dan muhadatsah dauriyyah yang dijadwalkan dua hari dalam seminggu,” imbuhnya.
Untuk program ini dilaksanakan pada hari Sabtu untuk muhadatsah talaqqiyah, yakni masing masing santri dipertemukan dengan lawan bicaranya untuk berlatih komunikasi bahasa arab atau bahasa inggris sesuai ketentuan jadwal pergantian bahasa setiap minggunya. Sedangkan muhadatsah dauriyah dilaksanakan dengan cara santri-santri dibawa berkeliling wilayah pemukiman warga setiap hari Minggu pagi usai berjamaah shalat subuh, untuk bersama-sama melafalkan uslub-uslub dan dilanjutkan dengan latihan drama bahasa.
Baca Juga : Yayasan Al-Khairiyah Citangkil Kini Punya Klub Marching Band
Selain pengembangan bahasa asing, terdapat juga program yang bisa menunjang kecakapan para santri untuk mengikuti ajang atau even perlombaan bahasa.
“Selain kegiatan yang telah berjalan itu, Bidang Pengembangan Bahasa Asing Pondok Pesantren Al-Khairiyah Citangkil juga memiliki program-progam lain berkaitan dengan even-even bahasa semisal seminar dan lomba-lomba”.
Dan ustadz Yayat berharap selain bisa membaca dan memahami kitab kuning, para santrinya juga bisa cakap berkomunikasi dengan fasih menggunakan Bahasa Arab dan Inggris.
“Dengan optimalisasi pembelajaran bahasa melalui pendekatan literatif dan komunikatif, serta media-media visual dan audio visual yang tersedia diharapkan santri-santri akan mampu tidak hanya dalam hal membaca dan memahami kitab kuning atau teks-teks berbahasa inggris, tetapi juga mampu fasih berkomunikasi dengan bahasa arab dan inggris,” pungkasnya. (*/Ilung)