Ini Muatan Materi di Pengenalan Lingkungan Kampus Al-Khairiyah Citangkil

CILEGON – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Yayasan Al-Khairiyah Citangkil yang dimulai dari Selasa (17/7/2018) resmi ditutup, Kamis (19/7/2018).

Sebanyak 115 peserta didik baru berbagai jenjang dari tingkat MTs, MA, SMA dan SMK mengikuti kegiatan ini.

“Sesuai dengan surat keputusan yayasan kita digabung, MTs, MA, SMA dengan SMK. Berjumlah seratus lima belas peserta didik yang keseluruhannya siswa baru,” ujar Jamul Jamawai, Ketua Panitia MPLS Al-Khairiyah saat ditemui Fakta Banten.

Kegiatan pengenalan lingkungan pusata pendidikan Al-Khairiyah Citangkil kepada peserta MPLS / dok

Dalam kegiatan MPLS ini, selain pengenalan lingkungan sekolah, peserta juga dibekali dengan materi yang langsung diberikan oleh lembaga luar yang berkompeten seperti dari unsur BNN, TNI dan Polri.

“Tentunya yang paling penting adalah memperkenalkan apa itu Al-Khairiyah dan bagaimana pendidikan di Al-Khairiyah itu,” ujarnya.

Kartini dprd serang
Pemberian Materi dari perwakilan Kodim Cilegon kepada peserta MPLS Al-Khairiyah / dok

“Dan lain-lainnya yaitu terkait keseharian dan pergaulan kesehariannya maka kita hadirkan pemateri selain pemateri tentang ke-Al-Khairiyahan tentang sekolahan, juga kita hadirkan dari BNN kemudian dari Polres serta Kodim. Untuk mengantisipasi mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang untuk dilakukan dalam pergaulan,” tambahnya.

Dan terakhir, kegiatan pengenalan lingkungan sekolah ini ditutup dengan berziarah ke Makam Brigjend KH Syam’un, sebagai pendiri Al-Khairiyah di Kampung Kamasan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.

Acara yang rutin dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan pelajaran dan contoh baik, bagaimana Brigjend KH Syamun berjuang dengan ilmu pengetahuan.

Ziarah peserta MPLS Al-Khairiyah ke makam Brigjen Q. Syamun / dok

“Banyak pelajaran yang didapat dari sejarah Brigjend KH. Syam’un dalam mendirikan Pondok Pesantren Al-Khairiyah. Perjuangan beliau bukan hanya terlibat fisik melawan penjajah, namun sebagai ulama juga memiliki tanggungjawab untuk mendidik lingkungannya agar memiliki ilmu agama dan pengetahuan,” jelasnya.

“Inilah yang patut diteladani, yaitu membangun bangsa ini dengan ilmu pengetahuan bagi generasi muda,” tutup Jamul. (*/DnA)

Polda