Hadapi Aturan Karbon Uni Eropa, Krakatau Steel Bangun Pembangkit Listrik di Atas Waduk di Cilegon

CILEGON – Aturan baru tentang barang ekspor ke Eropa yakni mekanisme penyesuaian batas karbon atau carbon border adjustment mechanism (CBAM), menjadi salah satu yang harus dihadapi oleh bisnis PT Krakatau Steel.

Produk Baja menjadi salah satu komoditas yang akan diperhatikan dalam penerapan aturan tersebut.

Sebagai informasi, CBAM merupakan pengukuran harga karbon yang terkandung dalam barang yang diimpor Uni Eropa sesuai sistem perdagangan emisi UE. Importir UE akan membeli sertifikat karbon sesuai harga karbon yang seharusnya dibayarkan jika barang diproduksi di bawah aturan penetapan harga karbon tersebut.

Dalam paparan publik secara virtual, Selasa, (23/11/2021), Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, saat ini Krakatau Steel telah memiliki strategi untuk mencapai posisi karbon yang ideal.

Krakatau Steel berkomitmen menyediakan energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan, khususnya berkenaan dengan pemakaian ketenagalistrikan.

Strategi pertama, Krakatau Steel akan menyiapkan infrastruktur tanur busur listrik atau electric arc furnace (EAF). EAF menggunakan listrik dalam mencairkan biji besi atau skrap baja, dan akan meninggalkan batu-bara sebagai sumber pemanasan.

Kedua, pembangunan Floating Sollar PV (Pembangkit Listrik Tenaga Surya/PLTS Terapung) di atas Waduk Krenceng di Cilegon yang dikelola anak usaha Krakatau Steel. Potensi energi maksimum dari pemasangan floating solar panel ini mencapai 60-80 megawatt.

Diketahui, pada tahap awal Krakatau Steel akan membangun floating solar PV berkapasitas 15-20 MW.

Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kapasitas PLTS yang terpasang hanya 154 MW. Adapun, potensi energi surya di Indonesia mencapai 207,8 giga watt (GW).

Sebelumnya, pada April 2021 lalu anak usaha PT Krakatau Steel yaitu PT Krakatau Tirta Industri (KTI) telah menandatangani kerjasama dengan PT Akuo Energy Indonesia, dalam rangka kerjasama proyek pengembangan renewable energy yang diaplikasikan dalam pemanfaatan Floating Sollar PV Project.

PT Akuo Energy Indonesia ini merupakan bagian dari grup perusahaan renewable energy asal Prancis, Akuo Energy SAS. PLTS Terapung yang akan digarap KTI dengan PT Akuo Energy Indonesia ini memiliki total investasi senilai USD14 juta.

Strategi Ketiga Krakatau Steel, penggunaan hidrogen dalam proses pembuatan baja. Sejauh ini, penggunaan hidrogen dalam produksi baja baru terbagi ke dua cara, yakni sebagai alat bantu reduksi biji besi saat menggunakan blast furnace atau sebagai alat reduksi satu-satunya.

Seperti diketahui, CBAM baru akan berlaku dan diterapkan negara-negara Uni Eropa pada tahun 2026 mendatang. Uni Eropa sendiri sudah akan memantau informasi terkait emisi karbon pada eksportir mulai 2023-2025.

Aturan ini dapat menjadi pendapatan fiskal anyar UE dengan potensi pendapatan di rentang 5 miliar euro hingga 14 miliar euro per tahun. Komoditas yang dinilai akan terdampak adalah baja, semen, dan aluminium. (*/Red)

Honda