Investasi Rp70 T Gandeng Thailand, Pabrik Kimia Chandra Asri 2 Dibangun 2023

Sekda Pelantikan DPRD

JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menargetkan pembangunan pabrik PT Chandra Asri Perkasa (CAP2), pabrik kedua milik perusahaan bisa dimulai pada 2023 mendatang.

Pabrik ini nantinya akan berkapasitas 3,8 juta ton dan menggenapkan total produksi Chandra Asri menjadi 8 juta ton per tahun.

Direktur Chandra Asri Suryandi mengatakan pembangunan ini nantinya akan memakan dana senilai US$ 5 miliar atau setara dengan Rp 70 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Saat ini perusahaan telah menggandeng Thai Oil Public Company Limited (Thai Oil) sebagai investor strategis.

“Kami sudah menyelesaikan master plan integrasi di tahun 2020. Kapasitas kami sudah 4,2 juta ton, di 2026 kami bercita-cita membangun kapasitas 3,8 juta ton, total investasi US$ 5 miliar. Kami menggandeng Thai Oil sebagai investor strategis,” kata Suryandi dalam Capital Market Summit & Expo 2021, Kamis (14/10/2021).

“Kami harap final investment decision di 2022 dan 2023 bisa membangun,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, rampungnya pabrik ini diharapkan akan dapat menekan impor kebutuhan produk petrokimia ke depannya. Pasalnya saat ini 50% produk petrokimia di dalam negeri masih mengandalkan impor.

Dengan demikian, nantinya pemerintah akan dapat menghemat cadangan devisa hingga US$ 2,3 miliar per tahun.

Lantik dprd

Diberitakan sebelumnya, Thai Oil telah masuk menjadi salah satu pemegang saham perusahaan melalui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 15,48 triliun beberapa waktu lalu.

Kepemilikan Thai Oil ini melalui PT TOP Investment Indonesia (TII).

Setelah rights issue, maka pemegang saham TPIA antara lain TPIA yaitu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 34,54%, SCG Chemicals sebesar 30,57%, TII sebesar 15%, Prajogo Pangestu sebesar 7,78%, Marigold Resources sebesar 3,92% dan sisanya publik 8,19%.

Sebelumnya, manajemen TPIA menyebutkan dana pembangunan pabrik baru ini akan bersumber dari penyertaan modal perusahaan.

Jika dana kurang dari rencana, maka perusahaan akan menggunakan kas internal untuk membiayai sisa pendanaan yang dibutuhkan secara bertahap selama pembangunan komplek berlangsung.

Pabrik ini nantinya akan memproduksi produk-produk petrokimia seperti antara lain olefins (ethylene dan propylene), polyolefins (polyethylene dan polypropylene), butadiene, benzene, toluene, dan mixed xylene.

Dari data BEI, pada perdagangan Kamis ini (14/10), saham TPIA naik 3,96% di Rp 7.225/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 156 triliun. Sementara itu saham induknya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga naik tipis 0,54% di Rp 925/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 87 triliun. (*/CNBC)

Dinkes HUT Helldy
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien