Calon Walikota Cilegon Ratu Ati: Saya Anak Pejuang, Bukan Keturunan Dinasti Korupsi

CILEGON – Bakal calon Walikota Cilegon, Ratu Ati Marliati, menggelar Pengukuhan Tim Pemenangan Partai dan Relawan tingkat Kecamatan Jombang di Halaman Kantor DPD Golkar Kota Cilegon, Sabtu (7/3/2020) siang.

Dalam acara yang dihadiri ribuan kader Partai Golkar ini, Ratu Ati nampaknya ingin menjawab sindiran-sindiran dari lawan politiknya di Pilkada yang selama ini disematkan padanya, terutama soal kaitannya Ratu Ati dengan Dinasti dan Korupsi.

Bahkan dalam sambutannya kali ini, Ratu Ati menegaskan bahwa dirinya bukan keturunan dinasti korupsi. Ratu Ati mengklaim bahwa dirinya adalah keturunan pejuang.

“Bahwa saya adalah anak Pejuang, bukan anak dinasti turunan korupsi. Saya sampaikan bahwa sukses kita, sukses Cilegon, tak boleh henti,” kata Ratu Ati bersemangat dalam sambutannya.

Ratu Ati Marliati diketahui saat ini menjabat Wakil Walikota Cilegon Periode 2019 – 2021, Pasca adik kandungnya Tb Iman Ariyadi yang merupakan Walikota Cilegon Periode 2010-2017 menjadi terpidana atas kasus korupsi suap perizinan Transmart.

Ratu Ati ini merupakan anak mantan Walikota Cilegon Dua Periode 2000-2010, (alm) Tb Aat Syafa’at, yang juga terpidana kasus korupsi pembangunan Pelabuhan Kubangsari. Penyematan ‘Dinasti dan Korupsi’ kepada Ratu ini dimaksudkan karena Ayah kandung dan adiknya yang juga mantan Walikota Cilegon sebelumnya sama-sama terjerat kasus korupsi dan divonis bersalah.

Pada Pilkada kali ini, Ratu Ati mengusung jargon ‘Sukses Cilegon Tak Boleh Henti’ yang dinilainya sebagai komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Pijat Refleksi

“Itu adalah tagline yang insyaallah ber-akhlakul karimah, tagline yang tidak menyinggung masyarakat,” ujarnya Ati lantang.

Sementara usai acara dan diminta tanggapan oleh wartawan, Ratu Ati mengungkapkan keluhan bahwa dirinya kerap dipojokkan oleh citra negatif. Ati menilai akhir-akhir ini mulai ada upaya kampanye provokatif yang dilakukan rivalnya.

“Saya sudah melihat di akhir ada upaya provokatif yang menjatuhkan kandidat. Saya lebih senang menyampaikan proses pembangunan ke depan. Silakan melakukan inovasi dan strategi yang baik dan bermartabat,” kata dia.

“Walaupun belakangan ini media cukup banyak tagline-tagline kemudian dipojokkan. Kenapa Ibu juga sampaikan pada tim, agar supaya tidak perlu melayani. Yang penting kita menyapa masyarakat, memberikan pelayanan sebaik-baiknya. Tapi Ibu juga tidak alergi kritik kalau ada yang masih kurang ayo kita benahi bersama, itu saja,” imbuh Ati dalam sesi wawancara.

Ratu Ati juga menyatakan tidak membenci lawan politiknya kendati kerap menyindir dan memojokkannya. Ati meminta para relawannya tidak menanggapi jika ada upaya provokatif.

“Apa yang dikatakan lawan politik, kita tidak benci, tapi jangan (dibalas). Kan kita tidak mengajarkan itu, orangtua ibu dan Pak Iman tidak mau. Mau tidak mau tagline yang sudah dilakukan oleh kandidat walaupun tidak memojokkan kepada satu kandidat, tapi kan teman-teman media bisa nilai. Bahwa saya yang sekarang ini, yang (sedang) mendapatkan ujian kan beliau (Iman Ariyadi), kepada siapa lagi?” tandasnya.

Sementara itu, suasana Pilkada Cilegon 2020 kali ini memang sepertinya sudah mulai menghangat, karena sejumlah rival politik mulai melontarkan sindiran-sindiran khususnya kepada Ratu Ati Marliati. Seperti bakal calon walikota dari jalur independen Ali Mujahidin (Haji Mumu) yang memasang slogan ‘Dinasti dan Korupsi Harus Terhenti’ di setiap spanduk dan baliho yang tersebar.

Tidak kurang juga sejumlah elite Partai Politik mulai membangun koalisi dengan menggaungkan isu ‘Perubahan Kota Cilegon’ yang siap menantang Ratu Ati Marliati sebagai petahana dan bagian dari dinasti. Diantaranya, sosok Haji Iye Iman Rohiman yang menyuarakan perubahan dengan taglinenya ‘Lepaskan Masa Lalu untuk Cilegon Maju’, dan juga Helldy Agustian dengan jargon ‘Pemimpin Baru’. (*/Ilung)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien