Dapat Dana Talangan Rp 3 Triliun, Ini yang Akan Dilakukan Krakatau Steel

JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan mendapat dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 3 triliun. Dana tersebut alan digunakan untuk memberikan relaksasi pembayaran kepada para konsumennya.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, konsumennya saat ini tengah kesulitan karena pandemi Covid-19. Karena industri hilir baja tengah mengalami kesulitan, otomatis hal tersebut akan berdampak ke perseroannya.

Baca juga: Krakatau Steel Gelar RUPS Akhir Juli, Akan Ada Direksi dan Komisaris Yang Diganti ?

“Kemudian kita khawatirkan ketika industri hilir mati, kita lihat ada banyak UMKM juga, nanti hulunya mati. Kalau hiilir tidak mengolah, kita sebagai (penyedia) bahan baku hilir juga akan kehilangan order,” ujar Silmy saat rapat bersama dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (8/7/2020).

Silmy menjelaskan, di kuartal II 2020 ini terjadi penurunan penjualan hingga 60 persen. Hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19.

“Sehingga hal ini menjadi kekhawatiran akan kelangsungan industri hilir dan pengguna baja di Indonesia. Kita pertahankan supaya mereka tidak mati,” kata Silmy.

Dia menerangkan, untuk membuat industri hilir bisa kembali bergairah salah satunya dengan cara memberikan relaksasi. Sehingga, para konsumennya dapat memesan bahan baku dengan mudah ke Krakatau Steel.

“Untuk memesan barang kepada Krakatau Steel harus persiapkan sejumlah bank garansi atau LC, karena memang proses yang dilakukan untuk memesan barang ke Krakatau Steel harus seperti itu,” ucap dia.

Atas dasar itu, Silmy mengusulkan agar dana talangan yang akan diberikan pemerintah di tempatkan pada giro akun special purpose vehicle (SPV). Nantinya, para konsumen bisa menggunakan dana tersebut untuk membeli bahan baku ke perseroannya.

“Kalau sekarang mereka pesan tanpa LC, kita sendiri tidak bisa mendapat bahan baku. Sehingga kita butuhkan adalah dana untuk memperoleh bahan baku untuk memberikan supply kepada pelanggan kita yang utamanya industri hilir dan pengguna baja,” ujarnya. (*/Kompas)

Honda