Meski Tak Lolos Seleksi POP Kemendikbud, PII Siap Tetap Berkontribusi untuk Umat
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Institut SMERU selaku evaluator independen menyelesaikan seluruh tahapan proses evaluasi terhadap proposal organisasi kemasyarakatan yang mengikuti seleksi Program Organisasi Penggerak (POP).
Organisasi penggerak merupakan bagian dari Merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbud. Sebanyak 156 Ormas Pendidikan Penggerak lolos dalam tahap verifikasi akhir.
Ketua Bidang Komunikasi Umat Mauliza Effendi menyampaikan, terkait dengan diskualifikasi PB PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pihaknya bersikap menerima keputusan itu.
“Kami legowo. Meskipun tidak lolos dalam program itu, PB PII tetap masih bisa berkontribusi untuk umat dalam hal pembinaan dan khususnya di bidang literasi.” kata Effendi, Kamis (23/7).
Effendi menambahkan, PII merupakan organisasi yang sudah berdiri sejak 4 Mei 1947 dan satu-satunya organisasi pelajar tertua di Indonesia yang masih aktif menyelenggarakan program pendidikan. Namun, dengan diskualifikasi tersebut, pihaknya tetap komitmen untuk selalu aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kami ini organisasi kader umat dan lahir dari umat sejak 1947, biarkan umat saja yang mem-backup kami untuk tetap bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa ini. Kami tetap komitmen untuk terus aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.” imbuh Effendi.
Terkait diloloskannya Sampoerna Fondation dan Tanoto, Effendi tidak banyak berkomentar. Bisa saja keduanya lebih layak menurut sudut pandang Kemendibud.
Selain itu, Effendi juga mengapresiasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang mengundurkan diri dalam Program Organisasi Penggerak (POP) yang menjadi program Mendikbud Nadiem Makarim.
“PB PII mengapresiasi terkait mundurnya dua lembaga ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadyah dari calon penerima hibah dalam Program Oranisasi Penggerak (POP). Itu adalah keputusan yang bijaksana.” pungkas Effendi.(*/Kanigoro)