Krisis Listrik, Warga Pulau Tunda Kabupaten Serang Minta Perhatian Pemerintah

BI Banten Belanja Nataru

SERANG – Minggu (2/8/2020) malam, Ba’da Sholat Magrib sejumlah anak sekolah dasar (SD) dan anak sekolah menengah pertama (SMP) menuju rumah Ustad Kusnadi, di Kampung Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, untuk belajar mengaji. Kala itu, rumahnya gelap gulita karena tidak ada penerangan listrik. Dengan penerangan seadanya, yakni lilin kegiatan belajar mengajar ngaji tetap digelar, terlihat para santri dengan hikmat dan serius ketika melantunkan ayat-ayat suci alquran.

“Sudah tiga minggu daerah kami (Pulau Tunda) gelap gulita, listrik tidak ada. Tidak tahu sampai kapan kegelapan ini akan berlangsung di wilayah kami. Walaupun hanya pakai penerangan lilin kami tetap semangat untuk belajar mengaji supaya bisa membaca alquran,” kata Yoga, bocah kelas empat SD tersebut.

Kepala Desa Wargasara, Hasim ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa saat ini mesin listrik yakni Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang listriknya digunakan warga Pulau Tunda sedang rusak dan masih dalam perbaikan dan minta perhatian pemerintah.

Pijat Refleksi

“Selain memang mesinnya sudah tua (berusia 7 tahun), sehingga kerap terjadi kerusakan. Diperkirakan dalam satu pekan kedepan perbaikan akan selesai dan PLTD yang merupakan milik swadaya masyarakat itu pun bisa digunakan kembali,” kata Hasim.

Hasim menjelaskan, bahwa masyarakat di Pulau Tunda selama ini belum bisa menikmati listrik selama 24 jam full seperti yang dialami masyarakat lainnya. Dalam satu hari satu malam jika PLTD fungsi, masyarakat bisa menikmati listrik sekitar 5 jam saja, yakni pada malam hari mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 22.00. Selanjutnya untuk penerangan lampu dari malam hingga pagi rumah-rumah warga sekitar 300 unit, menggunakan listrik dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) bertenaga 25 Kilo volt amper yang hanya bisa bertahan 2 atau 3 jam saja.

“Memang persoalan listrik masih menjadi kendala sebagian besar masyarakat Pulau Tunda. Namun bagi yang ekonominya mampu, mereka menggunakan genset untuk kebutuhan listrik mereka sehari-hari,” jelas Hasim.

Pulau Tunda berpenduduk 1.000 orang lebih itu, ada sekitar 300 rumah dan fasilitas umum lainnya yang konsumsi listriknya bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) kapasitas 100 KVA dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kapasitas 25 KVA. untuk bisa menikmati listrik hanya sekitar 4 jam saja (pkl 18.00 s/d pkl 22.00) bersumber dari PLTD. Sementara selanjutnya, listrik bersumber PLTS hanya bisa dinikmati kurang lebih 2 atau 3 jam saja. (*/Red)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien