Naila Ramadhani, Gadis Difabel dengan Bakat Mendongeng yang Luar Biasa

Hut bhayangkara

CILEGON – Waktu menunjukan jam empat sore, anak-anak mulai berlarian satu demi satu. Terlihat, rambut yang basah dan bedak putih cemong-cemong menghiasi wajah mereka. Mereka hendak bermain dan berkumpul dengan sesamanya.

Bertempat di bangunan kayu seperti rumah panggung, berukuran dua belas kali lima meter beratap bilik. Suasana mulai ramai, meski demikian suara bising mesin pabrik terdengar jelas karena tempatnya yang dikelilingi pabrik, namun tak mengganggu aktifitas anak-anak untuk datang di Sanggar Wuni Kreasi, tempat bermain sekaligus menjadi pusat kegiatan warga.

Sore itu, akan digelar pementasan dongeng. Sebelum dimulai, anak-anak beraktifitas dengan sendirinya, ada yang mancing di kolam adapula yang membaca buku.

Di bangunan sederhana itu, pementasan dongeng dilakukan oleh Kak Aila, sang juru dongeng untuk anak-anak yang sering keliling dongeng di Kota Cilegon dan Serang. Ia tak sendiri, namun bersama Naila Ramadhani, ikut unjuk gigi mendongeng di depan anak-anak.

Hari mulai sore, menunjukan jam lima. Sebelum dimulai, para pendongeng memperkenalkan satu persatu. “Halooooo semuaaaa,” sapa Kak Aila sambil melambaikan tangan.

“Halooooo jugaaa,” jawab anak-anak dengan suara khasnya yang cempreng dengan membalas lambaian tangan.

Satu persatu tatapan mata anak-anak mulai tertuju pada pendongeng. Sepertinya larut dalam cerita. Aila, mendongeng dengan judul Kotak Ajaib karangan Kak Awam. Dalam dongeng tersebut terdapat pesan yang didapat yaitu tidak meminta-minta sesuatu kepada Jin tapi usaha dan doa kepada Allah.

Naila adalah seorang gadis cilik yang memiliki keterbatasan dalam mendengar dan berkomunikasi. Untuk aktifitas sehari-harinya, ia menggunakan alat bantu pendengaran.

Di balik kekurangannya itu ia memiliki kemampuan dalam dunia mendongeng. Kemampuan mendongengnya tak serta merta ia dapatkan. Berkat kerja keras dan kesabaran orangtuanya dalam mendidik, Naila kini mampu menemukan bakatnya.

Menurut Nani Yunaeni, Ibunda Aila, waktu usia kandungan tiga bulan, ia terkena virus varicela (cacar air) dan baru terdeteksi di umur satu tahun tujuh bulan. Saat itu Naila belum bisa bicara, kemudian di tes pendengaran dengan tes BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) yaitu tes untuk memperoleh stimulus listrik di batang otak terhadap rangsangan di indra pendengaran dan ASSR (Auditory Steady State Response) untuk mengetahui kemampuan mendengar di RSCM Jakarta. Hasilnya positif gangguan pendengaran sangat berat di telinga kiri 100 desibel dan telinga kanan 110 desibel.

Loading...

“Awalnya sangat sedih sekali setelah mengetahui kondisi Naila mengalami gangguan pendengaran (Tuna Rungu). Karena yang terbesit adalah Naila tidak akan bisa bicara dan hanya bisa bersekolah di Sekolah khusus. Setelah sharing dengan dokter THT dan beberapa orang tua yg bernasib sama, kami langsung menyadari, kami tidak boleh terpuruk dengan kondisi ini, akhirnya kami mencoba berusaha untuk bangkit mencari informasi gangguan pendengaran lewat internet dan komunitas,” katanya kepada faktabanten.co.id. Sabtu (5/5/2018)

Kami juga rutin melakukan tahapan berkala untuk FFT dan setting atau maping alat ke hearing center untuk mengecek dan mengetahui setelah menggunakan alat bantu dengar, sudah di berapa desibel tingkat mendengarnya sekarang.

Kami juga tidak menutup-nutupi kondisi Naila, dengan tanpa malu menjelaskan ke keluarga besar, lingkungan sekitar dan sekolah juga teman-teman perihal kondisi Naila yang harus menggunakan alat bantu dengar.

“Dengan langkah-langkah tersebut di atas, Alhamdulillah kini Naila jadi percaya diri karena sudah bisa berkomunikasi verbal dengan baik sama seperti anak pendengaran normal,” tutur sang Ibu.

Mendongeng Cara Efektif Untuk Meningkatkan Komunikasi

Tujuan awal belajar mendongeng adalah untuk melatih supaya bisa bercerita panjang dengan kalimat yang terstruktur,karena waktu itu Naila masih sangat terkendala di cerita panjang. Setelah belajar mendongeng, kendala dalam bercerita panjang mulai terkikis dan memiliki banyak perkembangan percaya dirinya semakin meningkat.

“Yang kami lakukan untuk membangun kepercayaan diri Naila adalah fokus mengembangkan potensi bahasa komunikasi verbalnya. Mengajarnya untuk mendonngeng menjadi cara efektif dalam kepercayaan diri dan komunikasi Ungkap Nani

Selain mendongeng Naila juga saat ini mengisi acara siaran Radio menemani ka Alia di Radio RRI Banten dalam acara dunia anak episode Mendongeng dan episode Dokter Cilik. Naila tidak mengalami kesulitan dalam bergaul di lingkungan sekitar dan teman-teman di Sekolah, karena sudah mampu berkomunikasi verbal dengan baik dengan mengandalkan pendengarannya.

Pesan Orangtua yang Memiliki Permasalahan yang Sama

Menurut Nani, untuk para orang tua yang memiliki anak gangguan pendengaran atau Tuna Rungu, janganlah berkecil hati, karena sekarang sudah ada solusinya dengan menggunakan alat bantu dengar implan atau koklea, yang dapat membantu anak gangguan pendengaran atau tuna rungu bisa mendengar dan bicara, tentunya dengan pemilihan alat yang sesuai dengan tingkat gangguanya dan juga habilitasi yang konsisten, juga latihan mendengar dan bicara di rumah, karena orang tua adalah kunci utama keberhasilan setiap anak pasti memiliki potensi dan kelebihan masing-masing.

“Sekarang sudah ada terdapat wadah atau komunitas sebagai wadah dengan tujuan memberikan edukasi dan informasi seputar gangguan pendengaran, agar orang tua yg memiliki anak tuna rungu tidak merasa sendiri, bisa saling sharing, saling support dan mendapat motivasi juga inspirasi dari oran tua lain, bisa bergabung dengan Komunitas Hebat Banten yaitu perkumpulan orang tua yang memiliki anak gangguan pendengaran,” imbuhnya. (*/Cholis)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien