4 Mahasiswa Unival Lolos Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
CILEGON – Universitas Al- Khairiyah (Unival) meluncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 sebagai salah satu wujud implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pertukaran Mahasiswa Merdeka dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap keberagaman budaya tanah airnya serta mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik mahasiswa.
“Program ini bertujuan membangun rasa toleransi di kalangan mahasiswa melalui ruang-ruang perjumpaan yang terbentuk melalui aktivitas pertukaran mahasiswa dan eksplorasi keberagaman budaya Indonesia,” ucap Sefty Hernawati, salah satu mahasiswa UNIVAL yang lolos PMM 4, saat diwawancara, pada Sabtu (30/12/2023).
Sementara itu, Dekan FEB (Fakultas Ekonomi Bisnis) Mahfudoh mengatakan bahwa ia sangat bersyukur sekali dan senang karena sebagai lembaga penyelenggara pendidikan menunjukkan Unival mampu sejajar dan bersaing dengan Perguruan tinggi yang lain di Indonesia dan berkontribusi dalam peningkatan layanan pendidikan.
“Untuk tataran Fakultas saya selaku Dekan FEB sangat mengapresiasi mahasiswa FEB yang semangat dan memiliki motivasi tinggi untuk mencoba mengikuti program MBKM pertukaran mahasiswa ke universitas ternama di daerah Sumatera,” kata Mahfudoh.
“Saya berharap mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan PMM angkatan 4 ini, dapat menjaga almamater dengan baik, berperilaku yang baik memberikan kesan yang baik dimanapun dan kepada siapapun mereka berinteraksi, raihlah ilmu dan kesempatan yang ada sebaik-baiknya bangun jejaring pertemanan dan sharing knowledge seluas-luasnya di kampus penerima,” ucapnya menambahkan.
Diketahui, Kemendikbud menjelaskan bahwa ketika menjadi peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, mahasiswa akan mendapatkan 20 (dua puluh) SKS dari mata kuliah dan kegiatan kebudayaan yang mereka ikuti.
Selama satu semester, mahasiswa akan berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya untuk mengeksplorasi keberagaman budaya daerah yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan asalnya dan mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi penerima.
Dengan belajar di perguruan tinggi yang lebih unggul pada kompetensi tertentu, mahasiswa memiliki kesempatan berinovasi dengan kreatif agar secepatnya mampu mensejajarkan diri dengan mahasiswa di perguruan tinggi lainnya, khususnya di kawasan ASEAN.
“Perguruan tinggi diharapkan dapat memberi peluang lebih besar kepada mahasiswa untuk menggali dan mengembangkan potensinya secara luas dan terbuka melalui kegiatan dan pembelajaran inovatif menggunakan teknologi informasi dan kemajuan teknologi lainnya,” jelas Mahfudoh. (*/Hery)