CILEGON – Sikap penolakan rencana optimalisasi lahan PT. Krakatau Steel (KS) di kawasan Pangkalan Nelayan Tanjung Peni, mendapat penolakan dari ratusan nelayan dan tokoh masyarakat pada saat dilakukan sosialisasi oleh PT. KS pada Kamis, (4/10/2018).
Selain itu, penolakan juga datang dari dari elemen masyarakat, Direktur Ekskutif Komunitas Pecinta Lingkungan (KPL), Muhammad Ibrohim Aswadi,SH sekaligus sebagai salah satu caleg DPRD kota Cilegon dari Partai Demokrat yang menyatakan sikap penolakannya terhadap upaya perusahaan BUMN tersebut.
“Saya sangat mendukung sekali keberadaan para nelayan di Kota Cilegon, mereka patut kita jaga dan kita dukung dan kita lestarikan. Karena para nelayan adalah salah satu sektor penunjang kebutuhan pangan akan khususnya ikan, dan nelayan adalah salah satu sektor pendukung perekonomian rakyat,” ujarnya, kepada faktabanten.co.id, Jum’at (5/10/2018) malam.
“Mereka punya hak untuk memakai fasilitas pesisir laut di seluruh negeri ini, termasuk wilayah laut Cilegon. Negeri ini dikelilingi lautan, dan negeri ini penuh dengan legenda sebagai nenek moyang sebagai pelaut. Jelas kami menolak dengan tegas penggusuran para kaum nelayan yang ada, termasuk khususnya nelayan tanjung peni,” tambahnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kang Mia ini juga mendorong upaya Pemkot dan para wakil rakyat Cilegon agar segera melindungi para kaum nelayan dari proses penggusuran nelayan yang tak kunjung selesai.
“Selain pemerintah, kami mengajak semua unsur khususnya LSM, OKP dan Ormas untuk bersama sama mendukung keberadaan kaum nelayan yang selama ini termarjinalkan keadaan, terlunta-lunta dan tertindas, bahkan tidak dimanusiakan. Tidak hanya kita ribut proyek saja,” tegasnya.
Selain menolak dengan tegas proses rencana penggusuran kaum nelayan di Tanjung Peni dan pangkalan nelayan yang tersisa di Kota Cilegon, Kang MIA juga meminta pihak PT. KS sebagai pemakai lahan industrialisasi terbesar di Kota Cilegon agar memiliki sikap bijaksana yang pro terhadap masyarakat sekitar. Dan seharusnya pihak PT. KS menginisiasi adanya lahan khusus bagi mereka para kaum nelayan yang ada.
“Bagi seluruh industri yang memakai fasilitas pesisir, agar bertanggung jawab menyediakan lahan fasilas umum guna akses ke laut, dan lahan khusus nelayan yang representatif dengan segala akses jalan dan fasilitas kebutuhan nelayan khususnya Tanjung Peni. Karena Tempat nelayan Tanjung Peni adalah satu-satunya harapan dan tempat bagi mereka yang begitu luas, strategis dan memadai,” tandasnya.(*/Do’a Emak)
[socialpoll id=”2521136″]