Belum Pernah Dibantu Pemkot Cilegon, Bayi Mengidap Jantung Bocor Ini Butuh Bantuan

Dprd ied

CILEGON – Muhamad Tri Arsin Arsana (9 bulan) putra dari Muflihah warga Lingkungan Seruni RT 04 RW 03 Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon ini bernasib malang. Pasalnya semenjak dilahirkan Ia divonis dokter mengidap penyakit jantung bocor sehingga semenjak dilahirkan hingga kini untuk makan dan minum harus menggunakan alat bantu yakni slang.

Muflihah (28) menuturkan, waktu dilahirkan putranya itu lahir normal seperti bayi-bayi yang lain yakni dengan berat badan 2,2 kilogram.

“Bayi yang saya kandung itu lahir dengan normal seperti bayi lainya. Namun alangkah kagetnya setelah 2 jam lahir ada kejanggalan pada bayi saya itu tangannya berwarna biru. Saya kaget ada apa dengan kondisi bayi saya itu. Tidak lama waktu berselang dokter datang membawa kabar kalau anak saya itu mengalami kebocoran jantung. Saya lemes mendengar itu,” tutur Muflihah dengan mata berkaca-kaca kepada Fakta Banten, Senin (07/12/2020).

“Kondisi kesehatan anak saya itu semakin memburuk dan perlu perawatan intensif dari tenaga kesehatan. Bahkan harus diberi alat bantu slang agar bisa makan dan minum,” tuturnya lagi.

Dan semenjak itu lanjutnya putranya itu harus diobati dengan serius sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

“Karena perlu perawatan intensif bayi saya itu harus dirawat di RSCM beruntung ada Bu Kader yang selalu setia mendampingi saya untuk berobat ke Jakarta,” katanya.

Sekarang lanjutnya putranya itu menginjak usia 9 bulan perlu biaya yang ekstra apalagi saat ini kondisi perekonomiannya ini tidak berpihak. Suaminya yang dulu bekerja karena pandemi covid-19 ini dirumahkan sehingga untuk biaya hidup sehari dari belas kasihan tetangga dan kerabat dekatnya saja.

“Yang saya pusing ketika anak saya meminta susu dan makan. Saat itu saya merasa sedih dan bingung harus berbuat apa. Terkadang saya hanya bisa pasrah menangis dalam hati,” ucapnya.

dprd tangsel

Belum Pernah Ada Bantuan Dari Pemerintah Baik Bansos maupun BPJS PBI

Sementara itu Dewi seorang Kader Kelurahan Kedaleman mengakui kalau saat ini Keluarga Ibu Muflihah itu sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Pasalnya asupan gizi seperti susu itu harus susu yang mahal sementara kondisi keuangan keluarga itu sangat tidak berpihak karena Ayahnya Amad saat ini tidak berpenghasilan.

“Ya, keluarga ini memang harus dibantu. Mudah-mudahan ada yang membantu, karena keluarga ini layak dibantu,” katanya.

Ketika disingung apakah Keluarga itu telah mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Cilegon Dewi menuturkan semenjak bayi hingga kini belum ada bantuan dari Pemkot. BPJS Kesehatan saja kata dia BPJS Mandiri bukan BPJS yang dibayarkan oleh Pemerintah (BPJS PBI)

“Keluarga ini belum pernah dapat bantuan seperti keluarga lain. Bantuan seperti Bansos Covid – 19 baik berupa JSCM, BST dan BLT itu tidak pernah di dapat. Yang paling miris keluarga ini tidak dapat BPJS Kesehatan yang dibiayai oleh Pemerintah sehingga ketika ingin berobat Ia harus membayar BPJS secara mandiri,” katanya.

Ketika disinggung lagi apakah pernah di usulkan ke pihak terkait yakni Dinas Sosial Dewi mengaku sudah bosan mengusulkan agar Adik Amad itu mendapat BPJS PBI. Namun jawaban dari Dinsos suruh menunggu karena secara aturan yang mendapat bantuan itu harus bayi diatas 1 tahun.

“Saya sering mengusulkan ke Dinsos agar Adik Amad ini mendapat bantuan terutama BPJS yang dibiayai oleh Pemkot tapi hingga kini belum ada realisasinya dari pihak Dinsos,” katanya.

“Apakah nunggu viral dulu baru dibantu oleh Pemerintah, keluarga saya mah hanya bisa pasrah,” tukasnya.

Diketahui, Penyakit jantung bawaan (PJB) Jantung Bocor atau congenital heart disease adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah dari dan ke jantung, sehingga bisa berakibat fatal. Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab cacat lahir yang paling sering ditemui. (*/Red)

Golkat ied