Loading...
Loading...

Blondo, Kuliner Enak Khas Cilegon yang Semakin Terlupakan

FAKTA BANTEN – Masih ingat dengan Blondo? Ya, Makanan tradisional Nusantara yang khas dan biasanya diolah dengan dipepes untuk dijadikan sebagai lauk pendamping nasi bagi masyarakat Cilegon tempo dulu.

Di daerah lain, seperti Jogjakarta makanan berbahan dasar kelapa ini lebih sering diolah sebagai makanan cemilan dengan sebutan nama Kethak atau Ketis.

Sedangkan masyarakat Cilegon dahulu mengolahnya menjadi Blondo.bahan bakunya adalah residu yang dihasilkan saat memasak santan hingga menghasilkan minyak kelapa. Blondo tidak lain merupakan hasil sampingan yang terbentuk ketika membuat minyak Kelapa. Dan Blondo bisa juga dikeringkan selama berbulan-bulan lamanya sebelum diolah menjadi pepes atau bothok.

Untuk membuat rasanya semakin terasa legit dan nikmat, pepes Blondo ini bisa ditambah dengan pete, ikan Teri atau Udang.

Namun seiring dengan perubahan zaman, masyarakat modern yang semakin sibuk bekerja dan pola teknologi yang cenderung pragmatis mendidik orang untuk terbiasa hidup instan. Sehingga orang sekarang banyak memilih makanan cepat saji yang tinggal membelinya di pinggir-pinggir jalan.

Selain itu, Kelapa yang merupakan bahan utama Blondo, di Kota Cilegon jumlahnya bisa dikatakan semakin berkurang dari waktu ke waktu dengan semakin pesatnya pembangunan yang didominasi industri dan perumahan yang terus menggusuri lahan tumbuhnya pohon-pohon Kelapa di Kota Industri ini. Meskipun hal ini tentu saja tidak sejalan dengan program Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang di elu-elukan oleh Pemerintah Kota Cilegon itu.

Padahal di medio tahun 90 an silam, Blondo kering atau mentah ini masih banyak dijual warga dan sering dijumpai di warung-warung dan pasar tradisional. Tapi saat ini mungkin kita akan lebih sulit menemuinya, karena untuk membelinya di Pasar Tradisional sekalipun kita mesti banyak bertanya dimana kios yang menjual Blondo ini.

Kuliner enak dan suatu kearifan lokal asli Cilegon yang kini bisa dikatakan Blondo sudah terlupakan oleh warganya. Dan bahkan mirisnya, oleh pemerintah daerahnya sendiri yang lebih memilih olahan kuliner lain untuk dijadikan makanan khas daerah, seperti halnya Sate Bandeng yang justru juga diklaim sebagai makanan khas daerah Serang dan Semarang.

Anda penasaran dengan rasanya, atau bagi anda yang berusia tengah baya lidahnya ingin bernostalgia dengan Blondo ini ? Segera coba saja tanyakan kepada Pemkot Cilegon: “Dimana bisa ditemukan citarasa kuliner Cilegon zaman dulu, khususnya Blondo yang enak ini?” (*/Ilung)

Loading...
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien