CILEGON – Masih belum selesainya persoalan perseteruan dua kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) dan Badan Monitoring Perindustrian dan Perdagangan (BMPP) yang diketahui rebutan jatah limbah di PT Moly Cop, mendapatkan sorotan negatif dari elemen masyarakat Cilegon lainnya.
Diketahui sebelumnya, kedua kubu LSM tersebut hampir terjadi bentrokan saat melakukan aksi demonstrasi ke PT Moly Cop pada Senin (3/12/2018) lalu. Dimana LSM Lapbas menuntut jatah pekerjaan pengambilan limbah, dipihak lain LSM BMPP melakukan aksi untuk ‘pasang badan’ membela perusahaan itu karena sudah mendapatkan jatah tersebut selama ini.
Dan meskipun sudah dilakukan mediasi setelah itu, sepertinya belum juga menemui titik temu diantara PT Moly Cop dengan kedua kubu LSM itu.
“Sudah sih, duduk bareng saja. Mana sih pengusaha lokal yang berkompeten dalam bidang usahanya, ya didorong untuk dapat pekerjaan. Disepakati saja oleh OKP, LSM atau Ormas yang fungsinya menjembatani pengusaha lokal untuk mendapatkan usaha di industri. Misalkan adanya 20 ton scrap ya tinggal dibagi saja sih,” kata Ketua Umum Brigade Al-Khairiyah, Anwar Musadad saat ditemui faktabanten.co.id, Sabtu (8/12/2018) malam.
Sebagai Badan Otonom (Banom) dari lembaga pendidikan Al-Khairiyah, pria yang akrab disapa Kang Adad ini, menduga adanya unsur kesengajaan mengadu domba masyarakat dari pihak industri tersebut.
“Demo sudah, mediasi sudah, lalu kenapa belum selesai? Sebenarnya ada permainan apa di dalam manajemen PT Moly Cop ini. Kalau ada unsur kesengajaan upaya perusahaan mengadu domba masyarakat, tutup saja,” tegasnya.
Selain mengaku miris, Kang Adad juga berharap, dengan adanya perseteruan antara masyarakat karena pihak industri dianggap gagal menelaah karakteristik masyarakat. Dan agar bisa menjadi koreksi pihak industri lainnya agar kejadian tersebut tidak sampai terulang lagi.
“Sangat kami sayangkan, seharusnya keberadaan industri bisa membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, tapi faktanya karena suatu hal yang tidak adil dari pihak industri dalam hal ini Moly Cop, masyarakat sampai ribut. Ini preseden buruk yang memalukan. Kami harap jangan sampai terjadi lagi dan dilakukan oleh perusahaan lainnya di Cilegon,” tandasnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2521136″]