CILEGON – Keberadaan tambang pasir di kawasan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon yang meliputi beberapa wilayah kecamatan, diantaranya Citangkil, Ciwandan, dan Cilegon yang menimpulkan dampak terhadap lingkungan, kerap dikeluhkan warga yang berada di sekitarnya.
Terpantau faktabanten.co.id Jum’at (23/3/2018) siang, bahkan ada diantaranya tambang pasir yang baru membuka aktivitas eksploitasinya di kawasan Kecamatan Citangkil.
Meski adanya keterlibatan segelintir warga setempat dalam operasional tambang pasir, yang biasanya bisa menyurutkan upaya protes warga lainnya. Namun bisa jadi karena itu, ada warga yang sudah jengah dengan kondisi tersebut. Sehingga mengancam akan menutup tambang pasir dengan cara paksa.
“Saya sudah bosan kang dengan tambang pasir ini kang, debunya pada masuk ke rumah kalau disapu setengah hari aja dapat satu gelas mah, kasihan anak saya masih bayi. Walaupun sendiri juga saya akan stop. Awalnya sih warga lainnya ikut protes, tapi gak tahu sekarang mereka udah pada diam,” keluh Muhayat warga Citangkil, kepada faktabanten.co.id Jum’at (23/3/2018) sore.
Saat ditanya lebih lanjut apa upaya yang akan dilakukannya tersebut, ia mengaku akan memblok jalan akses menuju lokasi tambang yang persis berada di samping rumahnya.
“Buka sejak hari Sabtu kemarin, saya cuma minta agar jalan disiram. Kalau tidak ya terpaksa saya tutup jalannya. Terserah resikonya apa,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi ke lokasi tambang pasir yang berada di Temiyang wilayah perbatasan antara Kelurahan Kepuh Denok dan Taman Baru, Pengawas lapangan enggan berkomentar soal keluhan warga itu.
“Saya mah nggak tahu apa-apa mas, sama bos aja. Jarang kesini bos kalau bos. Ya nanti saya sampaikan,” katanya singkat.
Suatu persoalan yang perlu perhatian serius dan tindakan tegas dari Pemkot Cilegon kiranya. Karena selain jelas-jelas merusak lingkungan serta segala ekosistem di dalamnya, dampak kerusakan jalan, penyebab banjir, bahkan dampak polusinya kerap mengganggu kenyamanan warga di sekitarnya. (*/Ilung)
