Dikerjakan Satu Pemborong, Pembangunan 4 Jembatan di JLS Cilegon Berjalan Lamban

CILEGON – Proyek pembangunan atau rehabilitasi 4 jembatan pada lajur kiri Jalan Lingkar Selatan (JLS) dari hasil pengamatan selama ini didapati berjalan lamban. Masyarakat banyak yang mengeluhkan tentang kondisi ini.

Saat dilakukan penelusuran oleh Tim Fakta Banten, diketahui ternyata 4 proyek jembatan tersebut dikerjakan hanya oleh 1 pemborong saja dalam pelaksanaannya. Meskipun nama perusahaan kontraktor yang tertera sebagai pemenang kontrak dan pelaksana proyek pada setiap jembatan tersebut berbeda-beda, namun kenyataannya pelaksanaan di lapangan keempat proyek itu dikerjakan oleh satu pemborong.

Lambannya proses rehabilitasi jembatan ini, tentu saja berdampak pada arus lalu-lintas di JLS, karena sejak pelaksanaannya di sekitar lokasi proyek dilakukan rekayasa lalu-lintas berupa pengalihan arus menjadi satu jalur.

Bahkan pada awal pembongkaran, sempat dikeluhkan warga karena kerap menyebabkan kecelakaan. Seperti pada jembatan Cigelereng di kawasan Ciwandan.

“Awalnya sering kang, minggu-minggu pertama sekitar lima kali saya melihat motor jatuh. Plang (rambu) mah ada, tapi mungkin gelap karena lampu PJU kadang mati. Kalau sekarang mungkin orang udah pada tahu jadi udah jarang, tapi kalau bisa mah dicepetin bangun jembatannya soalnya saya lihat kadang 2 hari gak ada orang yang kerja,” terang Heri, warga setempat kepada faktabanten.co.id, Minggu (29/10/2017).

Dalam pantauan langsung, di Jembatan Cigelereng memang selain tidak ada aktivitas pekerjaan, para pekerja pun tidak tampak di lokasi proyek tersebut. Dan tidak terlihat adanya bidang pekerjaan tanggul atau TPT di dua sisi Jembatan ini sebagaimana pada titik Jembatan lainnya.

Kartini dprd serang

Sementara berdasarkan pengakuan Parno, mandor proyek di dua titik jembatan yakni Cigelereng dan Kepuh, saat coba dikonfirmasi membenarkan bahwa proyek pada dua ruas jembatan tersebut dikerjakan oleh satu orang pengusaha atau pemborong.

“Yang di Cigelereng nunggu mesin, mesinnya kang. Makanya sepi gak ada pekerjaan, yang kerja kita tarik kesini semua (Jembatan Kepuh) untuk ngecor tanggul Jembatan. Iya saya mandor di Cigelereng sama Kepuh ini, yang di Jembatan Cimahe (Bagendung) sama Kalitimbang mah mandornya si Abu. Sama masih satu bos. Semuanya 4 Jembatan, kalau yang di Temiyang itumah nggak tahu siapa kontraktornya,” ujar Parno singkat, Sabtu (28/10/2017) lalu.

Saat kembali dilakukan pantauan pada 2 titik Jembatan Cimahe dan Kalitimbang, keadaannya pun hampir sama. Terlihat pekerjaan pengecoran Tanggul di Jembatan Cimahe, namun di titik Jembatan Kalitimbang tidak ada aktivitas pekerjaan.

Walaupun nama perusahaan yang tertera dalam papan proyek berbeda-beda di setiap ruas jembatan, seperti di Cimahe dilaksanakan CV Anugerah Bangun Perkasa, di Cigelereng  dilaksanakan CV Athaya Pratama, namun faktanya pekerjaan digarap oleh tim dari satu pemborong proyek.

Dengan dikerjakannya 4 ruas jembatan oleh satu orang kontraktor saja, selain hal ini bisa mengurangi fokus atau konsentrasi dalam pelaksanaan, selesainya rehab proyek Jembatan juga bisa  berjalan lamban. Sehingga kalau batas waktu pekerjaan nanti akan habis dan pekerjaan dituntut selesai. Jika kemudian dikerjakan dengan memburu waktu, bisa berpengaruh pada kualitas Jembatan.

Selain itu juga diketahui, sumber dana pada proyek jembatan di JLS ini adalah dari APBD Kota Cilegon Tahun 2017, dimana untuk satu titik jembatan besarannya hampir mencapai Rp 2 miliar. (*/Ilung)

Polda