CILEGON – Isu santer selama ini akan banyaknya oknum pejabat tinggi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Krakatau Steel yang sering meminta komisi uang kepada pihak vendor maupun pembeli yang konon sudah berlangsung sekian lama, ternyata bukan isapan jempol belaka.
Fakta adanya praktik KKN di tubuh perusahaan yang sudah berdiri sejak 47 tahun lalu ini, setidaknya diungkapkan dalam isi keluhan yang justru diutarakan sendiri oleh Direktur Utama PT Krakatau Steel, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, melalui akun Facebook nya.
Bahkan nenurut Mas Wigrantoro, sebelum menjabat Dirut KS, dirinya sudah mendengar adanya rumor akan adanya upaya mencuri bersama-sama di dalam tubuh pabrik baja nasional tersebut.
Banyak hal-hal lain yang diungkapkannya, dari keluhan mitra perusahaan, cap buruk oknum PT KS brengsek, prosesi tender sampai wakil rakyat dan orang asing pun disebutkannya. Dan karena emosinya, Mas Wigrantoro meminta para bawahannya itu agar pensiun dini, jika tak bisa melakukan perubahan dan perbaikan.
Namun di akhir status media sosialnya itu, Mas Wig minta diawasi dan ditegur.
Berikut isi postingan facebook Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, yang diunggahnya, Minggu (5/11/2017) sore;
Ada lagi satu hal yang rasanya publik juga perlu tahu.
Sebelum mendapat tugas di PTKS, saya sering mendengar kasak-kusuk, rerasan di antara para vendor maupun pelanggan PTKS bahwa di PTKS banyak oknum brengsek yang suka minta komisi, minta duit baik kepada vendor maupun pembeli. Saya pikir, bila rumor ini benar, maka gila banget, mosok kepada pembeli saja minta duit. Konon kalau tidak diberi jatah duit tidak diberi skedul produksi, tidak dilayani. Vendor yang tidak setor bayarannyapun dipersulit, dan susah dapat order berikutnya.
Sekarang saya ada di dalam PTKS. Pertama kali saya berbicara di depan para petinggi PTKS saya sampaikan rumor masyarakat ini. Terlepas dari benar atau tidak salahnya rumor tersebut, sejak saat itu juga saya minta diakhiri. Cap buruk dari sebagian stakeholder bahwa banyak oknum PTKS brengsek harus dihapus, diganti dengan citra baru. Mereka yang tidak setuju ajakan ini, saya minta pensiun muda saja.
Rupanya upaya keras internal saja tidak cukup. Ibarat kata, it takes two for tango, perlu (sedikitnya) dua orang untuk menari tango. Perlu teman di dalam untuk bersama-sama mencuri harta perusahaan. Jadi, sementara di dalam perusahaan kami sedang berjuang keras mengubah perilaku, membangun kembali rasa percaya diri dan saling percaya, memupuk kehormatan yang menguap entah kemana, di saat yang sama para “mitra” di luar yang selama ini merasa nyaman mulai terganggu kepentingan bisnisnya. Yang sebelumnya bisa atur sana-atur sini, seolah merekalah penguasa perusahaan, sekarang ibarat alur sungai mulai sulit masuk membawa muatannya lantaran arus barang diatur ketat dan banyak polisinya.
Namanya juga pengusaha, mesti banyak akal. Ada sebagian yang masih terobsesi dengan pendekatan lama, KKN, gunakan kekuasaan, memaksa. Cara-cara semacam ini sekarang mudah sekali diatasi.
Ada juga yang pakai jurus kekeluargaan, pendekatan primordial, kesukuan, kekerabatan, maupun gunakan organisasi atau asosiasi.
Yang menarik ada rekanan yang sudah puluhan tahun bercokol, setelah diteliti ternyata harga produk yang dijualnya semakin tahun semakin mahal, tetapi tetap bertahan… pasti ada sesuatu…
Nah yang istimewa, ada yang datang ke rumah pribadi, Bawa figur yang dikiranya saya takuti, minta konsesi. Padahal saya takutnya hanya sama Gusti Allah. Atau ada yang mengundang makan di restaurant namun ujungnya ngajak KKN. Kebetulan di restaurant tersebut tidak ada masakan yang dapat saya makan. Atau ada juga rombongan tamu yang salah satunya petinggi Ormas, menemani putra mantan pejabat zaman orla dan seseorang yang mengaku ahli dari mancanegara, pun tujuannya sama minta diberi keistimewaan untuk diberi kesempatan memasok barang. Atau ada wakil rakyat terhormat yang menemani pengusaha asing, si pengusaha lapor kalah tender pengadaan barang dan menuduh abak buah saya nakal. Ujungnya dia minta ditunjuk langsung, karena katanya yang menang tender kualitas produknya lebih buruk dari produknya. Mana bisa tahan katawa, sampai batuk-batuk…
Menghadapi perilaku pengusaha yang mimpi ingin dapat jalan pintas, saya jelaskan dengan pelan, sabar dan detil, bahwa saat ini PTKS sedang berbenah diri. PTKS saat ini sudah berbeda dari sebelumnya. Saat ini kami sedang berusaha keras dan cerdas untuk menjadi perusahaan yang bereputasi positif. Maka dari itu, kamipun berharap, anda semua yang sudah menjadi atau ingin menjadi mitra bisnis PTKS ikut membantu. Caranya?
Sederhana, dengan mengikuti prosedur yang berlaku di kami. Jika harus mendaftar sebagai rekanan, silakan daftar, penuhi syarat-syaratnya. Jika diundang ikut tender silakan berpartisipasi, buang kebiasaan untuk menyogok atau memberi upeti. Bila ada oknum yang minta duit atau upeti laporkan langsung kepada saya. Tawarkan harga yang terbaik. Jika anda masukkan komponen sogok-menyogok tentu akan kalah. Bila menang, berikan barang dalam jumlah, spesifikasi dan waktu sesuai yang diperjanjikan. Itu saja.
Anda tidak perlu minta konsesi atau deal dengan saya. Percuma, tidak saya tanggapi. Semua proses pengadaan barang dan jasa sudah dibuat se-transparant mungkin, siapapun dapat mengikuti prosesnya. Direktorat logistik yang bertanggung jawab. Wewenang sudah diberikan kepada Direktur, General Manager dan Manager. Tugas saya memberikan arahan dan mengawasi apabila ada perlakuan yang tidak fair oleh team pengadaan kepada rekanan. Saya wajib menegor mereka, menindak dan menghukum bila mereka terbukti salah.
Kami di internal PTKS sedang berupaya untuk menjadi pengelola perusahaan yang bersih dan jujur. Para rekanan, dukunglah kami, bukan dengan menyogok atau memberi duit, tetapi dengan cara mematuhi prosedur yang kami tetapkan. Awasilah dan tegurlah kami bila kami lupa diri. (*/Ilung)