Kelompok Pengusaha Lain Kecam Aksi Damai PGSB di Industri Gunungsugih
CILEGON – Aksi damai yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan Pengusaha Gunungsugih Bersama (PGSB) soal tender pembangunan jalan sepanjang 1,3 kilo meter yang dinilai ada monopoli oleh PGSB tuai kritikan sebagian warga Gunungsugih yang tergabung dalam kolompok pengusaha lain.
Kritikan tersebut termaktub dalam tiga spanduk yang bertengger di sebuah pohon yang berada di jalan nasional.
Dalam spanduk tersebut tertulis” Masyarakat tidak memperdulikan siapapun yang memenangkan tender pekerjaan yang kami inginkan jalan tersebut di perbaiki dan sepanduk yang lain juga tertulis” Apabila ada indikasi penghambatan bahkan penyetopan perbaikan jalan oleh oknum siapapun itu..???. Maka ada satu kata lawan”.
Ditemui, salah satu warga Gunung Sugih Maman Suryaman mengaku aksi damai yang dilakukan oleh warga yang mengatasnamakan PGSB itu sangat disayangkan dan sangat memalukan warga Gunungsugih.
“Apa yang dilakukan oleh PGSB itu sangat di sayangkan dan memalukan warga Gunungsugih. Kenapa saya bilang memalukan karena persoalan ini adalah persoalan internal yang bisa dimusyawarahkan bersama bukan untuk diramaikan,” ujar Maman Suryaman yang menjabat Sekjen Badan Koordinasi Pengusaha Gunungsugih (BKPGS).
Maman menjelaskan, sebenarnya jalan yang akan dibangun itu adalah usulan warga dari bulan Februari 2021 lalu dan kepada pihak konsorsium yang mana jalan yang akan dibangun itu saat ini rusak dan perlu. Dan permintaan itu akhirnya di setujui oleh kelima konsorsium (PT Carnetek, NSI, CAP, SRI dan PT Pancapuri) untuk membangun jalan tersebut.
“Alhamdulillah kelima konsorsium itu sepakat untuk membangun jalan tersebut. Dan proses tenderpun juga dilakukan sesuai mekanisme. Pihak kami juga telah mengundang para pengusaha lokal untuk mengikuti tender. Tentunya yang diundang itu adalah perusahaan yang memenuhi spesifikasi baik secara legal dan administrasi,” ujarnya.
Bahkan lanjut Maman pihaknya juga telah mengundang salah satu tokoh pengusaha yang tergabung dalam PGSB. Namun ia tidak datang bahkan ia menyatakan tidak bisa ikut.
“Mekanisme semua sudah kita tempuh. Jadi tidak alasan mereka melakukan itu.
Dan kami juga telah mengundang tokoh pengusaha yang tergabung dalam PGSB tapi ia tidak datang dan menyatakan tidak bisa ikut proses tender itu. Prinsip kami sebagai warga siapapun itu yang memenangi tender pembangunan jala. Kami tidak peduli. Kami hanya ingin jalan itu mulus dan bagus dan bisa dinikmati seluruh warga Gunungsugih,” katanya.
“Saya berharap dengan kejadian aksi ini menjadi pembelajaran yang berharga buat kami. Tidak semestinya hal-hal yang begini dilakukan dengan aksi. Kalau jalan buntu dikeluarkan dengan aksi saya khawatir nantinya banyak para investor enggan berinvestasi,” katanya.
“Kan bisa jika ada persolan kita duduk bareng bermusyawarah lagi pula yang aksi orang sini dan yang menikmati jalan bagus juga orang sini. Jadi sekali lagi persoalan ini menjadi pembelajaran bagi kami kedepanya,” pungkas Maman Suryaman Direktur PT Batara ini.
Diketahui, sejumlah masyarakat yang tergabung dari beberapa organisasi melakukan aksi damai, aksi ini berlangsung disebabkan oleh adanya indikasi monopoli yang dilakukan oleh lima perusahaan konsorsium jalan kepada pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Gunungsugih Ciwandan. (*/Red)