Keterbatasan Fisik Tak Halangi Warga Cilegon ini Untuk Menafkahi Keluarganya

Hut bhayangkara

CILEGON – Ketidaksempurnaan bukanlah alasan berdiam diri atau meratapi keadaan. Tuhan memberikan ujian bagi umatnya dengan cara yang berbeda-beda. Ujian beberapa kekurangan pada anggota tubuh, tidak harus menghentikan langkah untuk tetap berusaha.

Seperti yang dilakukan Sugiyat (49) warga Lingkungan Kalentemu Barat RT 05 RW 01, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil dengan keterbatasan fisiknya tidak menyurutkan Ia untuk berusaha mencari nafkah buat keluarganya.

Dengan mengunakan kursi roda yang sudah dimodifikasi. Sugiyat menjajakan daganganya keliling kampung sejauh 5 kilometer bahkan sampai dengan 7 kilometer demi menghidupi keluarganya.

Terkadang sudah jauh berkeliling tidak satupun pembeli yang menghampiri daganganya. Namun karena prinsip hidupnya kuat tidak mau bergantung kepada orang lain Ia tetap bersemangat menjajakan daganganya.

Bahkan usai menjajakan dagangnyanya Sugiyat juga melakukan pekerjaan lain yakni bertani di lahan tidur milik orang lain. Hal itu dilakukan setiap hari dibantu dengan istri tercintanya Subeha (47).

Sugiyat menuturkan, mulai melakukan aktivitas berdagang keliling dan bertani itu dilakukanya semenjak putra-putrinya masih balita hingga saat ini.

Loading...

“Saya melakukan rutinitas ini sudah hampir 25 tahun, yang saya ingat semenjak putra – putri saya masih berusia bayi, saya dibantu dengan Istri tercinta dan juga ditemani dengan kursi roda yang sudah dimodifikasi. Hal ini saya lakukan demi menyekolakan anak dan makan keluarga,” katanya sambil menitikan air mata, Minggu (24/1/2021).

Walaupun hasil berdagang dan bertani itu tidak begitu besar tuturnya Ia masih bersyukur dapat menyekolakan anak-anaknya hingga lulus SMA.

“Prinsip dalam benak saya, keterbatasan fisik bukan alasan saya bermalas-malasan, saya harus kuat demi anak-anak,” tuturnya.

Ditempat berbeda Badri Ketua RT 05 mengaku bangga dengan kegigihan Sugiyat meski kondisinya sangat memperihatinkan tapi Ia tetap semangat mencari sesuap nasi bagi keluarganya.

“Kondisi yang tidak normal tidak menyurutkan beliau (Sugiyat -red) mencari nafkah. Tanpa mengenal lelah usai menjajakan daganganya keliling kampung, sore harinya Ia bertani dengan memanfaatkan lahan tidur yang ada di dekat gubuk daganganya. Ia suami yang sangat bertanggung jawab pada anak dan istrinya walaupun keterbatasan fisik Ia tetap masih tetap berusaha,” katanya.

“Seharusnya Sugiyat ini menjadi cerminan bagi orang normal atau menjadi inspirasi bagi orang yang normal untuk bekerja keras demi membahagiakan keluarga,” tutup Badri. (*/Red)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien