Ketua DPRD Cilegon Diganti, Ini Kata Warga Pulomerak
CILEGON – Buntut dari kebijakan beberapa pengurus Golkar mengundurkan diri, seperti salah satu pengurus Golkar Cilegon di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak bernama Ridwan.
Ridwan mengaku, Ia dipastikan mundur setelah mendengar kabar Endang Efendi diganti dari posisi Ketua DPRD Kota Cilegon, padahal Ia dan rekan-rekannya telah berjuang habis-habisan saat Pemilihan Legislatif (Pileg) di 2019 lalu.
“Kecewa masyarakat Lebak gede, apa yang dilakukan orang Golkar ini. Pulomerak ini tinggi, Pak Endang selalu hadir apapun kebutuhan saya bantu mewakili Endang. Masyarakat kecewa lah,” kata Eks pengurus Golkar Kelurahan Lebak Gede ini, Rabu (3/03/2021).
Baca juga: Pencopotan Endang dari Ketua DPRD Cilegon, Direspon Sentimen Warga Grogol
Ia merasa dengan keluarnya surat permohonan DPD II Golkar Cilegon ke DPP adalah bagian dari pelengseran, karena menurutnya Endang tak melanggar ADART Partai ataupun terjerat persoalan etik.
“Saya sudah berhenti dari Golkar, nanti saya mungkin milih coblos Partai yang baru dari partai lain gimana Pak Endang,” jelasnya kepada Fakta Banten.
Saat pileg, ia menguraikan dari 8 Kelurahan yang ada di Kecamatan Pulomerak, suara terbanyak Endang Efendi ada di Kelurahan Lebak Gede, 1.600 kurang lebih untuk Endang.
Senada dengan Ridwan, pendukung Endang Efendi saat Pileg 2019 lalu bernama Lilis mengatakan dirinya bersama warga Kelurahan Taman Sari, Pulomerak berjuang bersama-sama saat memenangkan Endang.
“Alhamdulillah tinggi suara Endang di Taman Sari, RT 04/06 itu diurutan kedua, kalo RT 01/06 itu Endang tertinggi, dan secara global paling tinggi Endang. Yang lain agak lupa,” kata Lilis.
Ia bersama masyarakat di lingkungannya pun bingung, apa alasan pergantian Endang Efendi dari kursi ketua DPRD.
“Jiwa sosialnya bagus disini, ada apa kita komunikasi cepat responnya. Kita sedih dan kecewa bila dicopot, sekarang kan ada info beberapa kader Golkar pada keluar,” ujarnya.
“Ini mungkin apa Abah gak satu suara dengan Endang saat Pilkada lalu? Kan keluarga itu wajar kalau beda-beda pilihan politik, lain kepala lain pendapat dan pilihan. Karena itu hak masing-masing,” pungkasnya. (*/A.Laksono).