KNPI Citangkil Dorong Lebak Denok Sebagai Daerah Agroindustri dan Wisata 

 

CILEGON – DPK Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Citangkil dorong wilayah Jelalen, Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil sebagai daerah Argo Industri dan argowisata.

“Kami dari DPK KNPI Citangkil, sangat mendorong wilayah Kapudenok Jelalen, Kelurahan Lebak Denok sebagai daerah argo industri dan argo wisata” ujar Muhammad Ridwan Ketua DPK KNPI Citangkil, Kamis, (2/12/2021).

Disitu nantinya terang Wawan sapaan akrab Muhammad Ridwan pihaknya bersama dengan masyarakat, pemuda, KWT yang ada di sekitar Citangkil akan berkolaborasi dan mengadaptasi teknologi.

“Kontur tanah di wilayah situ sangat baik dan cocok untuk lahan pertanian dan tentunya pengembangan wisata Waduk Krenceng. Dan kebetulan di dalam pengurus kami (bidang ristek) ada seorang pemuda yang berbakat dalam hal teknolgi. Makanya saya yakin dengan dorongan kuat dan kolaborasi dengan pemerintah, industri dan masyarakat keinginan kami menjadikan lingkungan Jalalen Kepudenok akan segera terwujud,” katanya.

Pijat Refleksi

“Kalau keinginan kuat kami ini bisa terealisasi kami yakin akan mengurangi angka pengangguran dan menjadikan income masyarkat sekitar tanpa harus merusak alam bahkan kami akan menjaga kelestarian alam disekitar waduk. Selebihnya kami akan berkoordinasi dengan pihak KTI ,” imbuhnya.

Sementara itu Rofif Maulana selaku Ketua Bidang Ristek DPK KNPI mengaku sejalan dengan inovasi Ketua DPK Citangkil. Cuma konsepnya saja yang berbeda. Ide kita dalam pengembangan usaha argoindustri banyak pengembangan yang akan kita lakukan salah satunya adalah dengan menggabungkan dengan teknologi yang kita punya.

Seperti Alat siram otomatis menggunakan alat pengukur kelembaban tanah, Sensor kelembaban tanah merupakan sensor yang mampu mendeteksi intensitas air di dalam tanah dengan mengukur kelembabannya pada tanah tanaman tersebut.

“Sensor tersebut akan membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban, apabila kelembabannya menurun maka secara otomatis alat tersebut akan bekerja menyiram tanaman secara otomatis, menggunakan alat inu sehingga nantinya akan mempermudah kelompok wanita tani dalam mengurus tanamannya maka hasilnya berbeda dari pertanian konvensional,” ujarnya.

“Intinya saya sepakat apa yang dikatakan Ketua. Cuma bedanya konsep yang akan kami tuangkan itu semuanya memakai teknologi dengan mengukur kelembaban tanah dan penyiraman secara otomatis dengan menggunakan alat tersebut sehingga walaupun lahanya sempit kita bisa panen berkali – kali,” pungkas Rofif. (*/Red)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien