Makam Syekh Jamaludin di Pelabuhan Merak Selalu Ramai Pengunjung

DPRD Pandeglang Adhyaksa

 

CILEGON – Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, rupanya menjadi tempat kramat bagi makam seorang waliyullah terkemuka, Syekh Jamaluddin.

Makam tersebut terletak di antara Stasiun Merak dan Dermaga 3 Pelabuhan Merak, lokasi ini menjadi pusat peziarahan yang semakin memukau setelah melalui tahap renovasi.

Dengan latar Selat Sunda yang indah dan Pulo Merak Kecil serta Pulo Merak Besar yang mempesona, tempat peziarahan ini menjadi destinasi spiritual dan wisata sekaligus.

Makam Syekh Jamaludin menjadi destinasi yang ramai dikunjungi oleh jemaah dari berbagai daerah, bahkan luar Banten.

Arief Saefudin (40), selaku penjaga makam, menyampaikan bahwa pengunjung tak pernah sepi, selalu ramai setiap harinya, terutama pada hari libur dan malam Jumat.

“Disini ramai pengunjung apalagi pada hari libur dan malam Jumat, yang pas untuk ziarah,” ujar Arief saat diwawancarai pada Senin (16/10/2023).

Loading...

Salah satu pengunjung dari Bogor, Hendra (25), juga berbagi pengalamannya.

“Ini adalah pengalaman pertama saya ziarah ke makam Syekh Jamaluddin. Saya ikut ziarah bersama jemaah lainnya untuk mengharapkan keberkahan dari ulama yang alim, sekaligus menambah pengalaman,” kata Hendra.

Syekh Jamaluddin Merak Banten dikenal sebagai tokoh ulama besar dengan wawasan keagamaan dan ilmu pemerintahan yang tinggi. Beliau adalah cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, salah satu Dewan Wali 4 Wali Songo. Dalam masa hidupnya, Syekh Jamaluddin berperan besar dalam perlawanan terhadap penjajahan Portugis di perairan Selat Sunda. Beliau terkenal dengan sebutan Syekh Putih karena selalu mengenakan jubah putih.

Siti Inayah, Mahasiswi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Banten, mengatakan, persepsi masyarakat terhadap praktik ziarah kubur di makam Syekh Jamaludin bervariasi.

“Beberapa masyarakat meyakini bahwa makam wali merupakan tempat mustajab untuk berdoa karena kedamaian dan kesucian tempat tersebut, sementara yang lain melakukan ritual pengharapan kepada orang mati melalui konsep tawassul atau berdoa dengan perantara wali atau orang-orang saleh yang sudah meninggal dunia,” jelas Ina, mahasiswi semester 3 Jurusan Bahasa Indonesia.

Aktivitas ziarah kubur semakin masif dengan masuknya aspek pariwisata dalam tradisi ini. Pemerintah daerah berkepentingan memanfaatkan tradisi ziarah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Meskipun demikian, masyarakat diingatkan untuk tetap bijak dalam niat berziarah, berpegang pada aqidah, dan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Ziarah merupakan tradisi yang baik dan merupakan bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam,” tegasnya. (*/Hery)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien